Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Februari, BKPM Jadi Sentral Izin Berusaha

Kompas.com - 30/01/2020, 09:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya bakal mengurus semua izin berusaha mulai Februari 2020.

Artinya, semua izin berusaha akan disentralkan di BKPM termasuk pemberian insentif fiskal, sehingga tak lagi tercecer di berbagai kementerian.

"Kemarin baru final rapat sama Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani). Termasuk insentif impor barang modal, urusan tax holiday, tax allowace, akan diserahkan kepada BKPM," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Baca juga: Kepala BKPM: Sekarang, 1 Persen Pertumbuhan Ekonomi Hanya Serap 110.000 Tenaga Kerja

Bahlil menuturkan, pemusatan izin berusaha dilakukan agar investor tak lagi kesulitan dan semakin ingin menanamkan modalnya di Indonesia alih-alih memilih negara lain.

Adapun saat ini, sebagian pelimpahan sudah dilakukan. Contohnya, Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang semula di Kementerian ESDM, sekarang bisa diurus di BKPM.

Untuk lebih memudahkan, penjabat yang berkompetensi menerbitkan izin di berbagai kementerian tersebut akan berkantor di BKPM.

"Jadi teknisnya tetap dilakukan oleh kementetian teknis, tapi diselesaikan di BKPM dengan menempatkan penjabat penghubung. Jadi nanti ada 25 pejabat penghubung kementerian yang berkantor di BKPM. Tugasnya menerima perizinan teknis dari pengusaha," terang Bahlil.

Bahkan kata Bahlil, BKPM telah membuat sistem yang bisa diakses oleh seluruh pemohon izin. Nantinya investor yang mengurus izin juga bisa memantau perkembangan izin ke BKPM.

"Lewat aplikasi nanti diketahui, jadi izin cukup mengeceknya di BKPM enggak perlu ke mana-mana," ujar Bahlil.

Dia yakin, mensentralkan perizinan akan berakibat baik dalam perkembangan investasi baik PMA maupun PMDN. Bahkan, hal ini bisa mendorong pencapaian target realisasi investasi Rp 886 triliun pada 2020 dan berimbas menaikkan peringkat EoDB RI.

"Apakah efektif? Jujur saya katakan ini efektif. kita ingin agar peringkat EoDB kita turun. memang secara bertahap, tapi akan turun. Kalau ditanya seberapa yakin itu turun? Sebagai pengusaha sih 80-90 persen keyakinan saya turun," pungkas Bahlil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com