Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, 3 Tren Industri E-commerce Tahun Ini

Kompas.com - 05/02/2020, 16:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri e-commerce di Indonesia terus tumbuh dengan pesat.

Menurut GlobalWebIndex tahun 2019, Indonesia merupakan negara dengan tingkat adopsi e-commerce tertinggi di dunia.

Sebanyak 90 persen dari pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia pernah melakukan belanja produk dan jasa secara online.

Industri e-commerce juga membuka lebih banyak peluang bisnis baru, serta menghasilkan dampak beruntun (trickle-effect) bagi industri di sektor pendukung, seperti logistik, infrastruktur IT, dan operator e-commerce.

Baca juga: Ini Kategori Produk yang Paling Dicari di E-Commerce 2019

Namun, banyak potensi di industri e-commerce Indonesia yang masih belum tergali, terutama di berbagai kota di luar Pulau Jawa.

Memasuki tahun 2020, perusahaan penyedia layanan solusi e-commerce (e-commerce enabler) SIRCLO memaparkan beberapa tren dan peluang yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis dalam era digital ini.

“Berdasarkan hasil penelitian internal dan insight yang kami dapatkan dari klien brand kami, kami menyimpulkan setidaknya terdapat tiga tren industri e-commerce yang perlu diantisipasi oleh brand dan pemilik usaha di tahun ini,” ungkap Brian Marshal, CEO dan Founder SIRCLO dalam keterangannya, Rabu (5/2/2020).

Pertama, peningkatan daya beli dan engagement di luar Jawa. Data SIRCLO yang diperoleh dari kampanye HARBOLNAS 12.12 lalu menunjukkan peningkatan transaksi e-commerce yang signifikan dari wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.

Baca juga: 5 Fakta soal Belanja Barang Impor Via E-Commerce Kena Pajak

Potensi dan aktivitas e-commerce yang melambung ini diprediksi akan terus meningkat di tahun 2020. Sehingga, penting bagi brand untuk mulai meningkatkan fokus dan aktivitas ke luar Pulau Jawa.

Kedua, pertumbuhan industri e-commerce Indonesia didominasi oleh penjualan ritel yang terdiri dari beberapa kategori, seperti fesyen, consumer goods, maupun produk-produk kecantikan dan kesehatan. Pertumbuhan pesat ini banyak difasilitasi oleh kehadiran marketplace.

Dengan kemudahan dalam membuka lapak atau toko online, kini pelaku bisnis dapat menawarkan jasa atau produk secara digital dengan jangkauan konsumen yang lebih luas.

Munculnya banyak brand baru di beberapa tahun terakhir juga akan memengaruhi pertumbuhan jumlah reseller dan distributor dari brand-brand tersebut.

Baca juga: Ada PP E-commerce, Teten Sebut UMKM Akan Dapat Kemudahan Izin Usaha

Ketiga, konsumen di era modern cenderung memiliki kebiasaan belanja yang memanfaatkan platform online dan offline. Menurut data dari McKinsey, 20 persen pelanggan Indonesia biasanya melakukan riset produk di toko online sebelum akhirnya membeli produk di toko offline.

“Kedua segmen semakin terikat dan tak terpisahkan. Bila brand memiliki presensi online yang baik, maka penjualan offline pun akan meningkat,” ungkap Brian.

Menanggapi ketiga tren tersebut, brand dan pemilik bisnis perlu semakin cermat dalam memahami strategi yang dibutuhkan untuk memaksimalkan pertumbuhan bisnis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com