Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Importir Beberkan Penyebab Harga Bawang Putih Melambung

Kompas.com - 08/02/2020, 18:30 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bawang putih tengah melonjak sejak beberapa minggu terakhir. Merosotnya pasokan bawang putih, membuat harga komoditas bumbu dapur ini melonjak tajam, bahkan sempat menembus Rp 70.000/kg.

Wakil Ketua Asosiasi Importir Umbi Lapis Indonesia, Haryanto Simarmata, mengungkapkan melonjaknya harga bawang putih disebabkan karena seretnya pasokan impor dari China.

"Kemarin kan belum turun rekomendasi (impor) dari pemerintah (Kementerian Pertanian), jadi importir lebih cenderung menunggu untuk tidak mengimpor dulu," kata Haryanto kepada Kompas.com, Sabtu (8/2/2020).

Kendati demikian, lanjut Haryanto, harga bawang putih sudah berangsur mulai turun setelah pemerintah menerbitkan rekomendasi izin impor.

"Kemarin kan pemerintah bergerak cepat stabilkan harga dengan percepat rekomendasi impor. Jadi pasokan dan harga saat ini sudah mulai stabil lagi," ujar Haryanto.

Selain terlambatnya rekomendasi izin impor, seretnya pasokan bawang putih juga terjadi karena merebaknya flu burung.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Pengiriman Kargo dari China Anjlok

Kata Haryanto, banyak pemasok bawang putih di China yang sementara waktu menghentikan pengiriman bawang putih.

"Yah salah satunya karena virus corona juga," ungkap Haryanto.

Sebagai informasi, harga bawang merah di pasaran melonjak tajam hingga Rp 70.000/kg.

Dikutip dari Infopangan pada Sabtu (8/2/2020) sore, situs informasi harga pangan yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, harga bawang putih di pasar-pasar DKI Jakarta rata-rata sebesar Rp 55.432/kg.

Saat kondisi normal, harga bawang putih dijual di kisaran Rp 20.000-30.000/kg. Bahkan, di Pasar Kalideres Jakarta Barat, harga bawang putih terpantau menembus Rp 75.000/kg. Kemudian di Pasar Glodok sebesar Rp 70.000/kg.

Dikutip dari Harian Kompas, sebelumnya Kementerian Pertanian menyatakan, pihaknya menunda impor sejumlah komoditas hortikultura asal China.

Baca juga: Akibat Virus Corona, Jumlah Turis China Menyusut di Labuan Bajo

Menurut Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, penundaan itu berlaku hanya untuk komoditas asal China.

”Impor terbesar itu bawang putih dan bawang bombay. Buah-buahan juga ada, seperti jeruk, apel, dan pir,” ujarnya.

Kementerian Pertanian merupakan instansi yang mengeluarkan rekomendasi impor komoditas pertanian. Rekomendasi ini jadi syarat mendapatkan izin impor dari Kementerian Perdagangan.

Sejumlah importir komoditas hortikultura sudah mengajukan permohonan rekomendasi. Meski tanaman bukan media penularan virus korona baru, kata Prihasto, pemerintah ingin berhati-hati.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Batik Air Kurangi Penerbangan ke Thailand

Karena itu, importir disarankan mencari alternatif negara sumber impor lain. Untuk komoditas buah-buahan, misalnya, pengusaha dapat mengimpor dari Selandia Baru, Australia, sedangkan untuk bawang putih bisa dari India, Mesir, dan Iran.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com