JAKARTA, KOMPAS.com -Kementerian Pertanian akan segera melakukan uji coba vaksin untuk mencegah virus African Swine Fever (ASF) atau disebut dengan demam babi Afrika.
"Dalam waktu dekat, prototipe vaksin akan segera diujicobakan, mudah-mudahan berhasil, sehingga bisa mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Menurut Ketut, pembuatan vaksin ASF ini tidak mudah, dan telah banyak negara mencoba membuatnya, namun belum ada yang berhasil membuat vaksin yang efektif mencegah penyakit. Ia berharap ada terobosan dalam pengembangan vaksin di Indonesia.
Baca juga: Dampak Virus Demam Babi Afrika, Peternak di Bali Terancam Kolaps
Terkait dengan kasus kematian babi yang mencapai 898 ekor di Provinsi Bali dalam satu bulan terakhir, Ketut menegaskan bahwa kejadian tersebut masih merupakan suspek (dugaan) dari ASF.
Ia pun menilai tindakan pengendalian yang dilakukan petugas kesehatan hewan di Provinsi Bali sudah tepat dan tetap sigap dalam mengantisipasi kasus serta mencegah penyebaran penyakit.
"Berbeda dengan daerah atau negara lain, kasus kematian babi di Bali saat ini hanya mencapai 0,11 persen dari total populasi babi di Bali yang berjumlah 800.000 ekor. Artinya petugas sudah sigap menghadapi kasus ini," kata Ketut.
Pemerintah memperkirakan kasus kematian Babi di Bali karena adanya penerbangan langsung dari negara tertular serta praktik pemberian sisa-sisa makanan sebagai pakan (swill feeding) yang memang biasa dilakukan masyarakat.
"Swill feeding diduga merupakan sumber masuknya penyakit ini, mengingat sifat virus yang tahan pada makanan olahan dan juga di lingkungan," kata Ketut.
Namun demikian, Ketut menegaskan bahwa virus penyebab penyakit babi di Bali ini tidak dapat menular ke manusia (bukan zoonosis), sehingga masyarakat diimbau tidak perlu takut mengonsumsinya.
Baca juga: Soal Demam Babi Afrika, Ini yang Dilakukan Mentan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.