Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang AS Eropa, AS Kenakan Tarif Impor 15 Persen untuk Airbus

Kompas.com - 17/02/2020, 07:39 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat memutuskan untuk menaikkan tarif impor armada pesawat produksi Airbus dari Eropa sebesar 15 persen pada 18 Maret mendatang.

Sebelumnya Amerika Serikat telah memberlakukan tarif sebesar 10 persen di Oktober lalu, ketika Washington memutuskan untuk menerapkan tarif pada produk impor asal Eropa senilai 7,5 miliar dollar AS.

Dikutip dari AFP,  pengumuman dari kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat tersebut dilakukan usai Presiden Donald Trump mengatakan soal melakukan pembicaraan perdagangan yang sangat serius dengan Uni Eropa.

Baca juga: Bos Facebook dengan Senang Hati Bayar Pajak Lebih Besar di Eropa, Mengapa?

Sebelumnya, keputusan Negeri Paman Sam untuk memberlakukan tarif hukuman atas 7,5 miliar dollar AS produk Eropa dilakukan setelah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memberi lampu hijau untuk mengambil langkah-langkah perdagangan pembalasan terhadap Uni Eropa yang telah memberikan subsidi kepada Airbus.

Tak hanya pesawat produksi Airbus saja, tarif juga berlaku untuk produk seperti wine, keju, kopi dan buah zaitun yang dipajaki hingga 25 persen sejak Oktober lalu.

Pelaku industi baik di Eropa maupun Amerika Serikat gelisah menunggu setiap pengumuman baru dari otoritas perdagangan.

Beberapa pihak telah meminta Trump untuk mencabut penerapan tarif terhadap beberapa produk, salah satunya produk minuman beralkohol distilasi. Pasalnya, baik Amerika Serikat maupun Uni Eropa memberlakukan tarif impor sebesar 25 persen untuk masing-masing kawasan.

Hal tersebut dinilai memberikan dampak negatif terhadap kondisi lapangan kerja di Negeri Paman Sam.

Baca juga: Ada Perang Dagang, Kenapa China Tak Relokasi Industri ke RI?

Namun demikian, Trump menilai tarif merupakan alat negosiasi. Setelah perang dagang dengan China yang berlangsung hingga dua tahun, Trump menyatakan pada penandatanganan perjanjian perdagangan fase satu dengan Beijing Januari lalu, apa yang dia lakukan merupakan langkah penting untuk memerbaiki kesalahan di masa lalu.

Saat Trump pun mengalihkan pandangannya ke Uni Eropa. Kondisi perdagangan kedua pihak pun masih cukup tegang lantaran Washington telah mengancam bakal memberlakukan pajak impor untuk produk mobil asal Eropa. Langkah yang berisiko untuk Jerman yang merupakan eksportir mobil terbesar Eropa.

Trump menginginkan agar negara-negara di Uni Eropa membuka pasar mereka untuk produk-produk Amerika, khususnya untuk produk hasil pertanian.

Dia pun mengancam juga bakal menaikkan traif untuk produk wine dari Prancis lebih jauh dari yang berlaku saat ini (25 persen). Kecuali, jika kedua belah pihak berhasil mencapai kesepakatan soal pajak digital yang ingin diberlakukan negara-negara Eropa untuk raksasa teknologi seperti Amazon dan Facebook.

Baca juga: Perang Dagang, Kinerja Ekspor China Kembali Anjlok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com