JAKARTA, KOMPAS.com - Berita mengenai dicabutkan Indonesia dari daftar negara-negara berkembang oleh Amerika Serikat menjadi berita populer Money Kompas.com, Jumat (21/2/2020).
Indonesia bersama negara-negara lainnya seperti India dan China dikeluarkan dari daftar tersebut.
Berikut 5 berita populer Money Kompas.com yang masih layak disimak pagi ini.
Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (AS) atau Office of the US Trade Representative (USTR) mencabut preferensi khusus untuk daftar anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) termasuk Indonesia dalam daftar negara berkembang. Artinya, di mata AS, Indonesia sudah menjadi negara maju.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan hal ini akan berdampak terhadap fasilitas-fasilitas negara berkembang.
“Dampaknya tentu fasilitas, Indonesia yang sebelumnya menjadi negara berkembang akan dikurangi, ya kita tidak khawatir itu,” kata Airlangga di kantornya seperti dikutip Kontan.co.id, Jumat (21/2/2020).
Selengkapnya, baca di sini.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, saat ini PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN) hanya memiliki tujuh orang pegawai.
Atas dasar itu, mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan itu ingin memerger aset yang dikelola perseroan tersebut. Saat ini, PT PANN sendiri memiliki bisnis di bidang perhotelan.
Hal tersebut dikemukakan Erick saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis (20/2/2020).
Selengkapnya, baca di sini.
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana mengatakan, Kementerian Dalam Negeri menjadi instansi lulusan Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS) terbanyak sementara ini.
Padahal, tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Keuangan selalu di posisi pertama dan kerap mendapatkan banyak peserta CPNS yang lulus.
"Berikutnya adalah sementara ini yang lulusnya tinggi itu Kementerian Luar Negeri, kelulusannya 90 persen. Biasanya yang tinggi adalah Kementerian Keuangan, sekarang kalah," katanya di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Selengkapnya, baca di sini.