Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Jeblok, Saatnya Investor Balik ke Pasar Modal

Kompas.com - 12/03/2020, 17:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot sejak 3 pekan belakangan.

Pada sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020), IHSG sempat menyentuh titik terendah di level 4.929,56.

Adapun pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup turun 2,94 persen atau 151,54 poin pada level 5.002,55.

Baca juga: Penutupan Perdagangan, Rupiah dan IHSG Kompak Jeblok

Bahkan, pada pukul 15.33 WIB, IHSG terpantau turun sebesar 5,01 persen ke level 4.895,75 yang menyebabkan perdagangan saham dihentikan selama 30 menit.

Pengamat pasar modal Teguh Hidayat mengatakan, turunnya IHSG sekitar 20 persen dari level tertinggi memang disebabkan karena sentimen dari virus corona dan jatuhnya harga minyak.

Namun, merosotnya IHSG merupakan kondisi terburuk yang sudah diperkirakan sebelumnya.

Jauh sebelum fenomena corona dan jatuhnya harga minyak, bursa saham telah terhantam isu Jiwasraya dan reksa dana bermasalah sejak November 2019.

"Itu membuat pasar sepi enggak ada volume. Kalau pasar sepi itu gampang turunnya. Sebetulnya secara fundamental, secara valuasi saham kita enggak masalah. Cuma masalahnya itu tadi, ada rekening yang diblokir, segala macam," kata Teguh kepada Kompas.com, Kamis (12/3/2020).

Baca juga: IHSG Anjlok 5 Persen, Perdagangan Saham Dihentikan Sebelum Waktunya

Selain itu dia menyebut, sejak 5 tahun belakangan, saham-saham di bursa Amerika Serikat juga mengalami kenaikan yang signifikan sehingga bervaluasi sangat tinggi, sehingga penurunan hanya soal waktu, hanya menunggu pemicunya.

"Contohnya saham Apple Inc, pada tahun 2017 valuasinya dari sisi PEER itu 13 kali. Tapi terakhir dia sudah tembus 20 kali. Ya ibaratnya ada mobil yang harganya Rp 200 juta sekarang disuruh beli pada harga Rp 500 juta. Nah contoh Apple itu terjadi pada semua bursa saham di AS sana, jadi cepat atau lambat dia akan turun, tinggal tunggu pemicu," jelasnya.

Adapun di momen seperti ini, Teguh menyarankan para investor untuk kembali lagi masuk ke pasar modal secara perlahan-lahan.

Dia menyebut, investor bisa menjadikan fenomena ini menjadi investasi jangka panjang.

"Kalau ditanya apa saran saya, ya sudah kita cicil masuk saja. Jangan sekaligus. Enggak perlu kita masuk instrumen yang aneh-aneh karena terakhir kali seburuk ini tahun 2008. Jadi ini kesempatan kita investasi jangka panjang sebenarnya," jelasnya.

Baca juga: IHSG Jeblok, Momentum Tepat Top Up Reksa Dana Saham

Apalagi, kata Teguh, ekonomi di dalam negeri tidak ada masalah. Meski ada fenomena corona, masyarakat masih bisa berbelanja.

Investor pun masih memiliki uang tunai meski saham dan reksa dana turun dalam. Fenomena ini tentu berbeda dengan krisis tahun 2008 dan 1998, yang saat itu terjadi krisis uang.

"Zaman itu, orang enggak bisa beli saham karena enggak punya duit. Sekarang (di fenomena corona) orang punya duit. Ketika pasar turun, mereka siap-siap belanja lagi. Krisis ini tidak sama seperti tahun 2008. Sekarang di luar sana masih banyak uang yang siap masuk ke pasar modal," ucapnya.

Sementara itu, saham-saham yang direkomendasikan adalah saham-saham yang berkinerja baik, seperti saham bluechip.

"Saya masih percaya sama saham-saham yang bluechip, yang secara kinerja enggak ada masalah kayak Telkom, Sampoerna dan Unilever. Karena tahun ini kinerja emiten bagus," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Naik, Didukung Jatuhnya Dollar AS

Harga Emas Dunia Naik, Didukung Jatuhnya Dollar AS

Whats New
Situs Pencarian Kerja ZipRecruiter PHK 20 Persen Karyawannya

Situs Pencarian Kerja ZipRecruiter PHK 20 Persen Karyawannya

Whats New
PT Amman Mineral Internasional Bersiap IPO, Bidik Dana Segar Rp 12,9 Triliun

PT Amman Mineral Internasional Bersiap IPO, Bidik Dana Segar Rp 12,9 Triliun

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Whats New
Dulu Jokowi Bilang Laut Masa Depan Bangsa, Kini Pasirnya Malah Diekspor

Dulu Jokowi Bilang Laut Masa Depan Bangsa, Kini Pasirnya Malah Diekspor

Whats New
Watsons Kasih Promo Diskon Hingga 60 Persen, Berlaku sampai 4 Juni 2023

Watsons Kasih Promo Diskon Hingga 60 Persen, Berlaku sampai 4 Juni 2023

Whats New
Siapkan Dokumen, Bapanas Minta Mendag Zulhas Segera Impor Bawang Putih

Siapkan Dokumen, Bapanas Minta Mendag Zulhas Segera Impor Bawang Putih

Whats New
Saham-saham yang Cuan dan Boncos dalam Sepekan, Ada GoTo, Bukalapak, SIDO

Saham-saham yang Cuan dan Boncos dalam Sepekan, Ada GoTo, Bukalapak, SIDO

Whats New
Ditopang Optimisme Plafon Utang AS, Nasdaq dan S&P 500 Ditutup Pada Level Tertinggi

Ditopang Optimisme Plafon Utang AS, Nasdaq dan S&P 500 Ditutup Pada Level Tertinggi

Whats New
Harga BBM Kompak Turun 1 Juni 2023, Lebih Murah SPBU Pertamina, Shell, Vivo, atau BP AKR?

Harga BBM Kompak Turun 1 Juni 2023, Lebih Murah SPBU Pertamina, Shell, Vivo, atau BP AKR?

Whats New
Atasi TPPO, Menaker Evaluasi Penempatan Pekerja Migran Indonesia

Atasi TPPO, Menaker Evaluasi Penempatan Pekerja Migran Indonesia

Whats New
Soal Toko Buku Gunung Agung, Kemenaker: Kalau Enggak Ada Mengadu, Berarti 'Fine'

Soal Toko Buku Gunung Agung, Kemenaker: Kalau Enggak Ada Mengadu, Berarti "Fine"

Whats New
[POPULER MONEY] Ekspor Pasir Laut RI Dibuka, Singapura Paling Diuntungkan | Kemenperin Kukuh Tak Restui Impor KRL Bekas Jepang

[POPULER MONEY] Ekspor Pasir Laut RI Dibuka, Singapura Paling Diuntungkan | Kemenperin Kukuh Tak Restui Impor KRL Bekas Jepang

Whats New
Seri dan Imbal Hasil Lelang Sukuk Negara Pekan Depan

Seri dan Imbal Hasil Lelang Sukuk Negara Pekan Depan

Whats New
RI Calonkan Diri Jadi Anggota Dewan IMO 2024-2025, Ini Logo dan Slogannya

RI Calonkan Diri Jadi Anggota Dewan IMO 2024-2025, Ini Logo dan Slogannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+