Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp 15.880 Per Dollar AS

Kompas.com - 09/04/2020, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot Kamis (9/4/2020) menguat tajam.

Mengutip data Bloomberg ,rupiah ditutup berada pada level Rp 15.880 per dollar AS. Rupiah menguat 370 poin (2,28 persen) dibandingkan penutupan Rabu pada level Rp 16.250 per dollar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah yang cukup tinggi sore ini terdorong sentiment positif pasar yang merespon pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF).

Baca juga: Rupiah Menguat Jadi Rp 15.920, Ini Kata Gubernur BI

Lembaga internasional itu menyebut Indonesia salah satu negara di Asia yang tahan akan resesi akibat pandemi virus corona.

“Ini mengakibatkan market kembali tertarik terhadap pasar Indonesia sehingga wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri,” ungkap Ibrahim.

Di samping itu, untuk mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi virus corona, pemerintah menerbitkan tiga surat utang global dengan mata uang asing senilai 4,3 miliar dollar AS dengan tenor terpanjang 50 tahun atau setara Rp 68,6 triliun dengan kurs Rp 16.000 per dollar AS.

“Pernyataan oleh IMF maupun (intervensi) pemerintah membawa angin segar bagi perekonomian dalam negeri dan semua tahu bahwa fundamental ekonomi cukup bagus sehingga rupiah kembali menguat dan penguatannya cukup tajam dan di bawah Rp 16.000 per dollar AS,” jelasnya.

Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Turun Tipis, Rupiah Menguat Dekati Kisaran 16.000

Sentimen eksternal juga mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini antara lain, penyebaran pandemi virus corona mulai menunjukkan pelambatan di Eropa dan AS.

Bahkan, beberapa hari terakhir pertumbuhan kasus baru per harinya sudah satu digit persentase.

“Ini memunculkan harapan pandemi Covid-19 akan segera berakhir, dan perekonomian bisa segera bangkit. Sentimen pelaku pasar pun membaik dan masuk ke aset-aset berisiko,” ungkapnya.

Selanjutnya, sentimen positif juga datang dari pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya ketika mereka berusaha untuk menyeimbangkan pasar minyak yang kelebihan pasokan menyusul merosotnya permintaan global akibat wabah virus corona.

“Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dollar AS. Jika produsen minyak utama dapat bersama-sama setuju untuk memotong pasokan, berpotensi menaikkan harga minyak mentah, dollar AS bisa berdampak,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com