Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Riyanni Djangkaru Dukung Program Pertanian Masuk Sekolah

Kompas.com - 13/04/2020, 16:53 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mantan pembawa acara televisi “Jejak Petualang” Riyanni Djangkaru mengaku dunia pertanian dan petani menjadi perhatiannya. Ini karena dunia tersebut harus menjadi tanggung jawab bersama.

“Bukan karena wabah corona, tetapi dari dulu saya memang sudah memandang petani dan pertanian itu sebagai garda terdepan," ujarnya, Senin (13/4/2020).

Untuk itu, dia pun mendukung program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) sebagai program penting dalam memupuk kecintaan anak-anak usia dini terhadap sektor pertanian.

Dia pun mengusulkan, program tersebut harusnya bisa diterapkan di semua sekolah baik negeri maupun swasta.

"Yang saya lihat program PMS ini mampu membuka mata anak-anak terhadap isu ketahanan pangan,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Kementan: Petani Juga Pejuang untuk Melawan Covid-19

Dia mencontohkan, anak dan keponakannya yang satu sekolah ketika mendengar berita harga cabai naik, keduanya langsung menanam lebih banyak pohon cabai.

“Artinya kan ada kesadaran pada diri anak-anak kita. Kalau ini diterapkan ke lebih banyak sekolah saya pikir sangat bagus sekali," katanya.

Riyanni menambahkan, dalam situasi yang semakin memburuk ini, bertani adalah pilihan yang pas karena secara tidak langsung bisa membantu petani dalam menyediakan ketersediaan pangan nasional.

"Dalam situasi Covid-19 ini, kesadaran bahwa kita masih punya kesempatan untuk menyediakan bahan pangan sendiri menjadi lebih penting dan besar. Untuk itu mari kita bercocok tanam," tuturnya.

Baca juga: Kementan Upayakan Pemanfaatan Alsintan Melalui UPJA dan KUB

Pertanian yang semakin maju dan modern

Lebih lanjut, Riyanni menyebutkan perkembangan pertanian dari tahun ke tahun semakin maju dengan penggunaan alat canggih dan modern.

Oleh sebab itu, dia pun berharap Kementerian yang dipimpin Menteri SyahruI Yasin Limpo ini mampu menjadi harapan baru bagi kesejahteraan para petani Indonesia.

"Dengan perlengkapan yang modern saya berharap petani semakin sejahtera. Apalagi sekarang Kementan punya pusat data AWR ya (Agriculture War Room),” ujarnya.

Perlu diketahui, AWR adalah pusat data yang digunakan untuk mengetahui kondisi pertanian secara real-time. AWR juga bisa digunakan untuk menentukan kebijakan kepada petani dan penyuluh di lapangan.

Baca juga: Sistem Agriculture War Room, Jawaban Tantangan Pertanian di Masa Depan

“Info ini menunjukkan bahwa saya sangat kuper, di mana sektor pertanian saat ini sudah maju dan berkembang,” ungkapnya.

Riyanni juga memuji kemampuan AWR yang bisa memonitor secara real-time kondisi pertanaman dan potensi pertanian di seluruh wilayah Indonesia.

“Saya dengar kecanggihan AWR bisa melihat statistik tren pertanin sampai melihat pengaruh lingkungan dan iklim terhadap siklus tanam dan panen. Sangat luar biasa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com