Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balas Donald Trump, China Stop Impor Daging Babi Asal AS

Kompas.com - 02/06/2020, 07:54 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah China telah meminta perusahaan-perusahaan BUMN untuk menghentikan impor babi dari Amerika Serikat (AS). Langkah itu dilakukan sebagai balasan atas kebijakan Gedung Putih yang menghapus perlakukan khusus atas Hong Kong terkait perdagangan.

Dikutip dari CNBC, Selasa (2/6/2020), pemerintah China sudah meminta pembatalan pengiriman daging babi pada beberapa perusahaan importir milik negara, termasuk di dalamnya komoditas kapas dan kedelai.

"China telah meminta sejumlah perusahaan untuk menunda pembelian besar-besaran atas produk pertanian AS seperti babi dan kedelai, sebagai balasan atas reaksi AS ke Hong Kong," ujar sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya.

"Sekarang kita lihat saja apa yang akan dilakukan oleh AS," kata dia lagi.

Baca juga: Bukan Gertakan, Trump Serius Ancam Tutup Twitter dkk

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump meminta pemerintahannya untuk menghapus perlakukan khusus untuk Hong Kong, mulai dari kebijakan ekstradisi hingga perlakuan istimewa terkait perdagangan.

Penghapusan perlakukan khusus atas Hong Kong ini dilakukan AS setelah China memberlakukan UU keamanan negara di bekas koloni Inggris tersebut.

Beijing bahkan mengancam akan menghentikan ekspor pada produk-produk pertanian lain asal AS jika Gedung Putih terus mencampuri urusan dalam negerinya.

Perusahaan-perusahaan importir China diketahui telah membatalkan pesanan 10.000 hingga 20.000 ton pengiriman daging babi dari AS. Jumlah ini setara dengan total daging babi yang dikirimkan ke China dalam satu minggu.

Baca juga: Trump dan Rusia Bikin Harga Minyak Mentah Jatuh

Selain daging babi, perusahaan-perusahaan China juga tak lagi mengimpor kapas, jagung, dan kedelai dari petani AS , meskipun jumlahnya tidak dipublikasikan secara rinci.

Dalam skenario terburuk, jika Trump terus menekan Beijing dalam masalah Hong Kong, China mengancam akan membatalkan lebih banyak lagi komoditas pertanian AS yang dikirimkan ke negaranya.

"Tidak mungkin Beijing mau membeli barang-barang dari AS ketika terus menerus diserang Trump," kata sumber tersebut.

Dalam sebuah kesepakatan perdagangan pada Januari 2017, China sebenarnya sudah berjanji untuk membeli produk pertanian AS senilai 32 miliar dollar AS selama kurun waktu 2 tahun.

Tahun ini, China sudah mendatangkan dalam jumlah besar komoditas pertanian AS seperti kedelai, jagung, gandung, minyak kedelai untuk memenuhi kesepakatan dagang tersebut.

Baca juga: Trump Masukkan Lusinan Perusahaan China ke Daftar Hitam, Kenapa?

Beijing juga meningkatkan jumlah kuota impor daging babi asa AS setelah negaranya diserang pandemi flu babi Afrika.

Kementerian Pertanian AS mencatat, sepanjang kuartal pertama 2020, China mengimpor kedelai dari AS sebesar 1,028 miliar dollar AS dan daging bagi sebesar 691 juta dollar AS.

Kendati China sudah meminta BUMN untuk menghentikan impor barang pertanian dari AS, perusahaan importir swasta belum diperintahkan untuk melakukan hal yang sama.

Jika Beijing meminta swasta untuk menyetor impor dari AS, dampaknya dipastikan akan lebih luas. Di sisi lain, Beijing bisa dengan mudah menemukan negara lain yang bisa menggantikan produk pertanian AS tersebut.

"Skala perdagangan tertentu bisa berhenti," kata sumber tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com