Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: PEN Harusnya Jadi Momen Kebangkitan

Kompas.com - 02/06/2020, 11:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Senior Faisal Basri mengkritisi alokasi dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diniliainya tidak mencerminkan pemulihan ekonomi.

Menurut Faisal, program PEN justru banyak ditujukan kepada BUMN. Sedangkan sektor terdampak seperti pertanian tidak tercover dengan baik.

"Sektor paling terkena adalah sektor pertanian, subsektor tanaman pangan. Tapi tidak satu rupiah pun dialokasikan untuk mereka. Menurut saya tidak bisa dibilang PEN, terlalu canggih," kata Faisal dalam konferensi video, Senin (1/6/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun Faisal dari Badan Pusat Statistik, tanaman pangan telah terkontraksi hingga 10,31 persen pada 2020. Kontraksi ini cukup dalam dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 1,68 persen. Subsektor yang terkontraksi lainnya adalah jasa pertanian dan perburuan 1,39 persen.

Baca juga: Anggota DPR Ini Kritisi PEN karena Ada Alokasi yang Cukup Menggelikan...

Kemudian sektor terpukul lainnya setelah sektor pertanian adalah sektor industri manufaktur. Dari 14 subsektor, terdapat 8 sektor yang mengalami pertumbuhan negatif.

"Jadi ayo mengacu pada data, mana yang paling terkena. Dari sini sudah ketahuan mana yang paling menderita," ucap Faisal.

Dia menyayangkan, bantuan sektor pertanian subsektor tanaman pangan hanya berupa bantuan petani miskin. Padahal, petani sudah kesulitan karena impor pertanian ke Indonesia terus meningkat. Mulai dari gula, buah-buahan hingga 1,5 miliar dollar AS, dan sayur-mayur hingga 800 juta dollar AS.

"Ini (PEN) harus dijadikan kebangkitan. Caranya dengan menyerahkan 3,5 juta lahan sawit di kawasan hutan ke petani lewat komunitas hutan sosial dan lain-lain. Tapi yang diberikan malah untuk biofuel (B30)," pungkas Faisal.

Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Rp 149 Triliun untuk BUMN, Menkeu Bakal Libatkan KPK hingga BPKP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com