JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, mayoritas armada pesawat milik maskapainya terpaksa di grounded atau diparkirkan selama masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut berakibat anjloknya pendapatan maskapai pelat merah itu.
Garuda Indonesia sendiri saat ini setidaknya memiliki 142 pesawat yang terdiri atas Boeing 777-300ER, Boeing 737-800NG, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900neo, CRJ1000 NextGen, dan ATR 72-600.
“Dari segi perusahaan, pendapatan kami menurun drastis. 70 persen pesawat kami grounded,” ujar Irfan dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/6/2020).
Selain itu, tingkat keterisian penumpang atau load factor juga menurun drastis hingga di bawah 50 persen.
Atas dasar itu, Irfan berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir agar kondisi keuangan maskapainya bisa kembali membaik.
“Jumlah penumpang menurun drastis hingga 90 persen,” kata Irfan.
Irfan juga berharap ke depannya ada kebijakan pemerintah yang bisa membuat industri penerbangan di Indonesia kembali bergairah.
“Kita berharap di 7 Juni nanti ada policy baru dari gugus tugas (Covid-19) yang memungkinkan relaksasi dalam penerbangan ke depan,” ucap dia.
Sebelumnya, Irfan memperkirakan kondisi Garuda Indonesia diprediksi baru akan normal kembali pada tahun 2022 hingga 2023.
"Kami mendapatkan konsesus, insustri ini bisa recovery sebelum covid dalam masa 2 sampai 3 tahun," ucapnya dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (2/6/2020) lalu.