Sebetulnya, lonjakan pemakaian listrik telah diprediksi oleh managemen PLN. PLN memprediksi akan ada sekitar 1,9 juta pelanggan mengalami billing shock dari 50-200 persen.
PT PLN mengklaim kenaikan listrik terjadi karena dampak Covid-19 yang membuat petugas PLN tidak bisa mendatangi rumah konsumen. Apalagi konsumen juga tidak mengirimkan photo posisi akhir stand kWh meternya via whatsapp resmi PLN.
Akhirnya managemen PT PLN menggunakan jurus pamungkasnya, yakni menggunakan pemakaian rata-rata 3 bulan terakhir, sehingga ada istilah "kWh tertagih".