Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Cara Mengembangkan Ide Bisnis dengan Metode SCAMPER

Kompas.com - 10/06/2020, 14:38 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengembangkan ide bukanlah salah satu hal yang gampang. Sering sekali para pebisnis sudah memiliki ide brilian namun kesulitan untuk mengembangkannya. Alhasil, bisnis dijalani menjadi macet.

Co-Founder Partner Innovesia Danny Kosasih mengatakan ada satu metode yang bisa dilakukan untuk mengembangkan ide briliannya sehingga bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.

"Metode yang bisa dilakukan itu adalah metode SCAMPER. Dengan metode ini kemungkinan besar para pebisnis atau masyarakat lain yang ingin mengembangkan ide-ide briliannya bisa merasa terbantu, karena tak sedikit orang yang sering merasa kesulitan mengembangkan idenya," ujarnya dalam bincang-bincang Develop Your Idea yang disiarkan Innovesia secara virtual, Rabu (10/6/2020).

Baca juga: Gara-gara Ladang Ganja di Aceh, Buwas Terinspirasi Berbisnis Kopi

Dalam metode SCAMPER ini, dipaparkan Danny, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama yaitu "S" untuk Subtitute yakni melihat bagaimana cara mengganti satu bagian dengan bahan lain atau unit lain.

"Contohnya, dulu masker itu susah sekali didapatkan masyarakat dan kalau pun ada pasti harganya mahal. Makanya dicoba untuk berpikir, bagaimana caranya memanfaatkan benda lain yang fungsinya bisa seperti masker yang bisa digunakan untuk tetap bernafas, sehingga terciptalah masker kain," katanya.

Kedua adalah "C" untuk Combine yaitu mencari beberapa item dengan fungsi yang berbeda namun bisa digabungkan untuk menciptakan solusi. Ia mencontohkan misalnya alat yang sering digunakan para vloger kektika membuat konten.

Saat ini banyak sekali para vlogger memanfaatkan tongsis, monopod dan lampu LED yang semuanya disatukan sehingga bisa digunakan untuk menghasilkan cahaya yang bagus ketika sedang berada di depan kamera, dengan begitu para penonton vlog tersebut merasa tertarik untuk menontonnya.

Ketiga, lanjut dia, yaitu "A" untuk Adapt, yang dimana proses, produk atau suatu service bisa diadaptasi untuk menciptakan sebuah nilai baru.

Baca juga: Berbisnis di Era Digital, Simak 3 Tantangannya

Keempat "M" untuk Modify, yaitu melihat lebih dalam ke proses dari produk untuk memperkuat manfaat sebuah produk dan layanan. Ia mencontohkan seperti desainer terkenal yaitu Anna Avantie yang biasanya mendesain baju pengantin kini di tengah pandemi mencoba mendesain dan membuat Alat Perlindungan Diri (APD).

Kelima, "P" untuk put to other use yaitu process atau produk yang ada digunakan untuk fungsi yang berbeda.

Keenam, "E" untuk Eliminate yaitu apakah ada item atau satu element yang bisa dihilangkan untuk memperkuat nilai dari produk dan jasa yang diberikan.

"Lalu yang terakhir itu ada "R" untuk reverse, dimana kita diajak berpikir untuk mengubah pengaturan sebuah item untuk membuat sebuah inovasi yang baru dan memberikan nilai tambah," katanya.

Danny juga menambahkan bahwasanya metode ini bisa dan sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para UMKM yang dimana saat ini masih banyak pelaku UMKM yang bingung untuk bertahan atau survive di tengah pandemi.

"Saya kira dengan metode SCAMPER ini bisa membantu para UMKM berfikir atau mengembangkan idenya untuk tahu cara bertahan di tengah pandemi ini," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com