“Jadi sebelum dijemput pihak medis rumah sakit terdekat, orang yang terindikasi akan kami isolasi,” kata Christine.
Meski sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Christine mengaku, traffic pengunjung yang datang ke ITC menunjukkan penurunan. Pedagang yang kembali beroperasi pun belum 100 persen.
“Karena warga harus patuh pada pemerintah untuk di rumah saja. Rata-rata pedagang yang sudah mulai berjualan juga baru 50 persen karena masih melihat keadaan,” kata Christine.
Melihat keadaan tersebut, pihak ITC tidak tinggal diam. Untuk menunjang perputaran ekonomi, mereka membuat dan menyebarkan electronic brochure (E-brochure).
“Dengan begitu, customer yang belum berani datang langsung ke ITC tetap bisa membeli barang. Nantinya, barang tersebut akan dikirim menggunakan transportasi online,” kata Christine.
Baca juga: ITC Akan Buat Marketplace Agar Pedagang Juga Bisa Jualan Online
Tak hanya E-brochure, ITC juga melayani customer yang gemar berbelanja melalui marketplace, dengan menyediakan ITC Trade yang saat ini sudah onboarding sebagai official store di Tokopedia.
Dengan upaya-upaya tersebut, customer ITC pun bisa berbelanja secara online maupun offline.
“Itu adalah beberapa support kami untuk menggerakkan roda ekonomi selagi tetap mengampanyekan keamanan dan proteksi di ITC,” kata Christine.
Sementara itu, Pengurus Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS) ITC BSD Sung Sonni mengatakan, sejak awal ITC telah melakukan persiapan-persiapan untuk mendukung tatanan normal baru atau new normal, salah satunya dengan menggerakkan semua pihak bersama.
Baca juga: Ini Strategi ITC Roxy Mas Bertahan di Tengah Gempuran Disrupsi Digital
Hal tersebut untuk menunjang perubahan kebiasaan orang berbelanja, yang dalam beberapa bulan ini lebih menyukai cara online.
“Meski begitu, protokol kesehatan pembelanjaan offline di ITC lebih ketat dibanding tempat-tempat lainnya. Sampah limbah masker misalnya, harus dibuang pada kantong plastik kuning,” kata Sonni.
Christine mengatakan, sejauh ini pengoperasian ITC berjalan lancar. Hal tersebut karena sebelum pembukaan, mereka telah melakukan simulasi.
“Seminggu sebelum diizinkan buka, kami menghubungi para pedagang dan pekerja untuk melakukan persiapan seperti pembersihan dan pemasangan materi penunjang pelaksanaan protokol kesehatan,” kata Christine.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.