Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Fintech Ilegal: Pinjaman Berbunga Tinggi dan Jangka Waktu Pembayaran Pendek

Kompas.com - 03/07/2020, 13:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satgas Waspada Investasi (SWI) menemukan 105 fintech peer to peer (P2P) lending ilegal sepanjang Juni 2020. Fintech ini menawarkan pinjaman pada masyarakat melalui aplikasi dan pesan singkat di handphone.

Dengan demikian, ini menambah jumlah fintech P2P lending ilegal yang telah diblokir satgas waspada investasi sejak 2018 menjadi sebanyak 2.591 entitas.

"Jika melihat jumlah fintech P2P lending legal saat ini yang jumlahnya sekitar 159 entitas, keberadaan yang ilegal ini sangat besar dan merugikan," kata Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/7/2020).

Dia mengatakan, maraknya fintech P2P lending ilegal ini tak terlepas dari para pelaku yang dengan sengaja memanfaatkan kondisi melemahnya perekonomian masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Riset: Fintech Peer to Peer Lending Dorong Pertumbuhan UKM

"Mereka mengincar masyarakat yang saat ini kesulitan ekonomi dan membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok atau konsumtif," ujarnya.

Seolah-olah fintech ilegal ini memberikan angin segar ditengah kesulitan ekonomi tapi sebenarnya merugikan. Lantaran bunga yang dikenakan sangat tinggi dan jangka waktu pembayaran yang pendek.

Belum lagi, fintech ilegal selalu meminta untuk mengakses semua data kontak di handphone. Data tersebut berpotensi disebarkan dan digunakan untuk mengintimidasi peminjam saat masa penagihan.

"Mereka (fintech ilegal) suka sebarkan data pribadi dari para nasabah, yang membuat perasaan tidak enak pada nasabah (karena teror penagihan)," katanya.

Tak hanya merugikan masyarakat, kehadiran fintech P2P lending ilegal juga merugikan negara. Sebab tidak ada data jelas mengenai jumlah dana yang diterima masyarakat dan dari mana dana tersebut berasal.

"Tidak tahu dana-dana yang disalurkan fintech ilegal ini apakah dari pencucian uang. Ini kan sangat berbahaya," ujar dia.

Oleh sebab itu, Tongam mengimbau untuk masyarakat lebih waspada dengan sejumlah penawaran menggiurkan dari fintech P2P lending ilegal. Serta jangan mudah memberikan data pribadi yang bisa disalahgunakan para pelaku.

"Kami himbau untuk tidak akses fintech ilegal ini karena berbahaya," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com