Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Mulai Bergeliat, Ini Indikatornya

Kompas.com - 20/07/2020, 19:59 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, perekonomian Indonesia kembali berdenyut memasuki bulan Juni.

Hal tersebut terlihat dari kinerja impor yang sudah mulai menujukkan pertumbuhan. Sementara di bulan sebelumnya, impor berdasarkan sektor masih menunjukkan kinerja negatif.

"Ekspor dan impor kita sedikti lebih baik di bulan Juni, di mana surplus 2,6 miliar. Ekspor kita tumbuh 15 persen untuk month to month aja. Jadi baik untuk ekspor atau impor secara month to month, membaik," jelas Sri Mulyani dalam video conference, Senin (20/7/2020).

Lebih lanjut, Bendahara Negara itu menjelaskan meski untuk impor bahan baku masih menunjukkan kinerja negatif, namun sudah lebih baik.

Baca juga: Menkeu Selandia Baru: Kondisi Perekonomian Lebih Baik dari yang Diproyeksi

Pertumbuhan impor bahan baku pada bulan Juni tercatat mengalami kontraksi 10,25 persen, angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami pertumbuhan negatif hingga 41 persen.


Adapun untuk pertumbuhan barang konsumsi tercatat mengalami lonjakan pertumbuhan hingga 24,7 persen. Sementara pada bulan Mei, tercatat impor barang konsumsi mengalami kontraksi hingga 41,23 persen.

Sementara untuk impor barang modal juga sudah memasuki zona positif, meski masih tipis. Impor barang modal pada Juni 2020 tercatat tumbuh 2,7 persen, dari tang tadinya mengalami kontraksi cukup dalam, yakni 47,1 persen.

"Ini menggambarkan, bahwa kegiatan ekonomi sudah mulai menunjukkan adanya aktivitas cukup positif," jelas dia.

Baca juga: Luhut Tegur Staf Ahli Kemenko Perekonomian agar Tak Beberkan Data Pemerintah

Meski demikian, Sri Mulyani menyoroti tingkat inflasi yang masih relatif rendah pada posisi Juni, yaitu di ksiaran 1,96 persen.

Angka tersebut relatif lebih rendah dari pola historis inflasi Juni yang biasanya di kisaran 2 persen.

"Kalau kita lihat, inflasi pada Ramadhan dan Idul Fitri sangat rendah karena terjadi PSBB, karena pada saat itu kita puncaknya mengalami Ramadhan dan Idul Fitri," jelas dia.

"Kalau dilihat dari komponennya, semua komponen mengalami inflasi, termasuk untuk volatile food yang selama ini menjadi penyumbang inflasi. Konsumsi masyarakat, meskipun mengalami perlemahan, kelihatan sekali pada Maret-April, namun pada bulan Mei mengalami meningkat dan turn around, jadi dalam hal ini telah terjadi adanya pembalikan di tren konsumen," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com