JAKARTA, KOMPAS.com - Gojek melalui 5 layanannya yaitu GoFood, GoPay, GoSend, GoCar dan GoRide disebut telah berkontribusi sebesar Rp 104,6 triliun pada ekonomi Indonesia pada 2019.
Begitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), yang disampaikan Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Paksi C.K Walandouw.
"Meningkatnya angka ini dibantu oleh kenaikan kontribusi mitra, terutama GoFood, dan perluasan ekosistem yang ada," ujar Paksi saat memaparkan hasil riset LD FEB UI, Senin (3/8/2020).
Baca juga: Lelang Rumah Murah di Bekasi, Mulai Rp 133 Juta
Dia menyebut dengan dihitung menggunakan metode pendapatan domestik bruto (PDB), nilai produksi ekosistem digital Gojek setara dengan 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
"Angka tersebut terdiri dari sumbangan langsung dari mitra GoRide dan GoCar di sektor transportasi darat, dan sumbangan tidak langsung dari UMKM, GoFood, GoPay, GoSend, dan efek multiplier yang digerakkan oleh ekosistem Gojek. Sumbangan ini secara relatif besar bila dibandingkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk beberapa Provinsi di Indonesia," kata dia.
Paksi menambahkan keberadaan Gojek menimbulkan efek domino di sektor lainnya. Ia menyebut, dampak multiplier atau kontribusi tidak langsung keberadaan Gojek pada ekonomi Indonesia pada 2019 mencapai Rp 17,5 Triliun.
Angka ini, kata dia, dihitung dari selisih pendapatan UMKM di luar ekosistem Gojek seperti bengkel yang digunakan mitra pengemudi, atau pedagang pasar yang menjual bahan baku ke mitra GoFood sebelum dan setelah Gojek beroperasi di suatu kota.
Baca juga: Kepala BKPM: Dulu Investasi Pilih-pilih, Sekarang yang Penting Masuk