Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BKPM: Dulu Investasi Pilih-pilih, Sekarang yang Penting Masuk

Kompas.com - 04/08/2020, 12:12 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona atau Covid-19 memberikan pukulan telak terhadap perekonomian global.

Hal tersebut mengakibatkan menurunnya potensi investasi baru khususnya penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) di berbagai negara.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, imbas dari pandemi Covid-19, potensi FDI di berbagai negara turun hingga 40 persen.

Baca juga: Saat Kepala BKPM Samakan Strategi Genjot Investasi dengan Juventus....

"Menurut beberapa data, bank dunia itu FDI-nya menurun 30 sampai 40 persen," ujarnya dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (4/8/2020).

Oleh karenanya, untuk menggenjot realisasi investasi nasional, Bahlil menyebutkan perlu adanya langkah-langkah khusus di tengah pandemi global ini.

"Karena kondisi Covid tidak lagi kita memakai rujukan dengan cara-cara yang lazim. Harus di luar kelaziman," katanya.

Lebih lanjut, Bahlil mengakui, pihaknya cenderung lebih selektif dalam memberikan izin investasi kepada para pelaku usaha sebelum pandemi merebak. Namun, dengan munculnya Covid-19, BKPM mengizinkan kepada seluruh calon investor untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.

"Kalau dulu masih milih-milih, sekarang dengan Covid ini, yang penting investasi masuk," ujar dia.

Baca juga: Relokasi Perusahaan Asing ke Indonesia, BKPM: Sudah Ada yang Groundbreaking

Selain untuk menggenjot realisasi investasi, hal tersebut juga dilakukan guna membuka lapangan pekerjaan baru.

Pasalnya, di pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini, jumlah pengangguran nasional tumbuh dengan lebih cepat. Berdasarkan data dia miliki, sudah ada 16-17 juta orang yang siap untuk bekerja.

"7 juta penduduk Indonesia yang existing itu lagi mencari lapangan kerja, dengan 2,5 juta angkatan kerja baru setiap tahun. Bahkan, (akibat) Covid sudah ada 7-8 juta pengangguran. Maka sudah ada kurang lebih sekitar 16-17 juta orang yang siap cari kerja," tutur Bahlil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com