LIMA, KOMPAS.com - Perekonomian Peru mengalami minus hingga 18,06 persen pada bulan Juni jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun baru.
Dikutip dari Reuters, Minggu (16/8/2020) Peru telah mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi selama empat bulan berturut-turut lantaran pandemi virus corona (Covid-19).
Untuk diketahui, negara kawasan Amerika Selatan tersebut telah memberlakukan isolasi atau lockdown secara ketat sejak bulan Maret lalu. Meski dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah memutuskan untuk membuka kembali beberapa sektor utama dalam perekonomian.
Kontraksi pada Juni tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan proyeksi analis yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Peru bakal tertekan di kisaran minus 18,15 persen.
Baca juga: Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi RI Bisa Minus 1,1 Persen pada 2020
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Peru pada periode Juni juga lebih baik jika dibandingkan dengan penurunan PDB hingga 32,75 persen pada bulan Mei.
Sementara itu jika dihitung dari awal hingga pertengahan tahun, perekonomian Peru terkontraksi hingga 17,37 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Badan stastik resmi INEI Pery menyatakan, dalam 12 bulan hingga Juni 2020, perekonomian Peru mengalami kontraksi 7,25 persen.