Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Sektor Properti Masih Bertahan di Tengah Pandemi

Kompas.com - 17/08/2020, 17:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen. Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.

BPS menyebut, dari 17 sektor lapangan usaha, secara tahunan hanya ada tujuh sektor yang masih tumbuh positif, yaitu real estate, pertanian, jasa keuangan, jasa pendidikan, jasa kesehatan, pengadaan air, serta informasi dan komunikasi.

Agar tercapai pertumbuhan positif di kuartal III 2020, masyarakat perlu membangun optimisme karena beberapa indikator pada Juni 2020 mengalami perbaikan, meski masih jauh dari kondisi normal.

Baca juga: Per Agustus 2020, BTN Telah Didik 24.000 Anak Muda Jadi Pengembang Properti

Indikator yang mengalami perbaikan, antara lain dari sektor transportasi udara internasional, transportasi udara domestik, angkutan kereta api penumpang, angkutan laut penumpang, dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK).

Marine Novita, Country Manager Rumah.com mengharapkan pemulihan ekonomi Indonesia bisa terjadi mulai di kuartal ketiga ini.

Sebab, meskipun pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal kedua kemarin, menurut data BPS salah satu sektor yang masih mengalami pertumbuhan positif adalah real estate yaitu tumbuh 2,30 persen secara tahunan (yoy).

Secara kuartalan sektor real estate juga mengalami pertumbuhan negatif paling sedikit yaitu sebesar -0,26 persen.

"Pasar properti nasional mulai menunjukkan sentimen yang positif pada kuartal kedua (Q2) 2020. Suplai properti yang sempat tertahan pada Q1 2020 kini beranjak pulih," sebut Marine dalam keterangan tertulis, Senin (17/8/2020).

Baca juga: Milenial Mau Beli Rumah? Coba Ikut Pameran Properti Virtual BTN

Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2 2020 pun mengindikasikan pulihnya kepercayaan pemangku kepentingan di bidang properti, terutama dari sisi penyedia suplai baik pengembang maupun penjual properti lainnya.

Marine menambahkan, suplai properti dalam indeks tersebut berada pada angka 131,6 atau naik sebesar 21 persen secara kuartalan (qtq) dan 46 persen (yoy).

Kenaikan pada kuartal II ini tampaknya sebagai kompensasi di mana suplai pada kuartal sebelumnya tertahan dan turun sebesar 5 persen (qtq) pada kuartal I 2020.

 

Marine menjelaskan, optimisme dari sisi penyedia suplai ini terlihat dari naiknya suplai properti secara nasional. Memasuki fase adaptasi kebiasaan baru, penyedia suplai properti melakukan koreksi harga untuk menjaga daya tarik properti di mata konsumen.

"Karena itu, kuartal kedua masih menjadi buyers market, di mana konsumen memiliki daya tawar yang lebih tinggi," ujarnya.

Pengembang dan penyedia suplai properti lebih optimis dengan Adaptasi Kebiasaan Baru yang sudah berjalan. Setelah pada kuartal sebelumnya menahan diri untuk meluncurkan unit-unit baru, pada kuartal ini penyedia suplai sudah mulai meluncurkan suplai-suplai baru.

Ini terlihat dari peningkatan suplai properti pada kuartal kedua 2020 ini. Indeks suplai hunian nasional pada kuartal kedua 2020 berada pada angka 131,6 atau naik 21 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com