Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Bakal Laporkan Penyebar Hoaks Ajak Tarik Dana Besar-besaran di Bank

Kompas.com - 27/08/2020, 15:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengaku tak segan-segan melaporkan pelaku penyebar hoaks yang mengajak masyarakat menarik dana secara besar-besaran di perbankan.

Sebab menurutnya, ajakan itu tidak beralasan, mengingat kondisi likuiditas bank masih dalam posisi yang cukup baik, bahkan kelebihan likuiditas.

"Kalau sebar kebohongan, ya kita laporkan ke polisi saja. Sudah ada beberapa orang yang kita laporkan," kata Wimboh dalam konferensi virtual kinerja industri jasa keuangan, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: OJK: Waspada Berita Hoaks Ajak Tarik Dana di Bank

Wimboh menegaskan, keadaan bank di Tanah Air secara keseluruhan tidak memiliki kesulitan likuiditas akibat pandemi Covid-19. Apalagi pemerintah telah menggulirkan dana Rp 30 triliun kepada Bank Himbara untuk menstimulasi penyaluran kredit.

"Bank-bank kita lebih kuat dari segi likuiditas. Berkaitan dengan ajakan menarik uang, itu tidak beralasan karena enggak ada bank yang kesulitan likuiditas karena pandemi Covid-19 ini," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengaku tak khawatir bank kekurangan likuiditas dalam mendorong pertumbuhan kredit.

Bahkan permodalan yang disalurkan bank memiliki ruang cukup besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen.

Baca juga: OJK Sebut Bank-bank di Tanah Air Kelebihan Likuiditas

"Level permodalan ini masih punya ruang yang besar, even untuk mencapai pertumbuhan ekonomi pada saat (pemerintah) membuat RAPBN. Pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pun bank tidak ada kendala," tutur Wimboh.

Sebagai informasi, berdasarkan data OJK per Agustus 2020, likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Rasio AL/NCD terpantau pada level 128,01 persen dan AL/DPK menjadi 27,15 persen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com