Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengamat Ini, Penyaluran Stimulus UMKM Lewat Perbankan Tidak Tepat

Kompas.com - 02/09/2020, 11:50 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk membantu para UMKM bisa terus bergeliat, pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar Rp 123,46 triliun. Dari total anggaran dana ini, per tanggal 31 Agustus kemarin, penyerapannya baru mencapai 38,42 persen atau setara dengan Rp 47,44 triliun.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) Bhima Yudhistira menyatakan masalah serapan anggaran yang rendah bermula dari konsep stimulus untuk UMKM tidak pas. Sebab, sebagian besar stimulus disalurkan lewat perbankan.

"Ketika sebagian besar stimulus disalurkan lewat perbankan, sudah pasti tidak tepat sasaran. Dari 60 juta unit UMKM, sebanyak 90 persen lebih adalah kelompok mikro dan ultah mikro yang sebelum pandemi tidak mendapatkan pinjaman bank, namanya juga unbakable kalau model penyaluran stimulusnya lewat bank, jelas kurang ampuh," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/9/2020).

Baca juga: 6 Bulan Pandemi Covid-19, Realisasi Bantuan untuk UMKM Baru 38 Persen

Menurut dia cara pemerintah menyalurkan stimulus lewat perbankan bukan malah membantu UMKM, tetapi hanya menyelamatkan perbankan saja.

Belum lagi masalah teknisinya yang dimana, kata dia, ketika lembaga yang bertugas untuk menyalurkan stimulus sulit melakukan verifikasi apakah UMKM-nya layak mendapatkan stimulus dari pemerintah, lantaran data-data UMKM masih belum diperbaiki.

"Maklum data UMKM sekarang menjadi salah satu kendala utama yang belum diperbaiki dari sejak sebelum pandemi. Akhirnya apa? Kalang kabut untuk verifikasi," ungkapnya.

Sementara itu di tengah pandemi dan berjalannya stimulus, pemerintah juga harus mewaspadai adanya UMKM papan nama. Sebab pada saat diluncurkan banyak bantuan stimulus, menurut dia, banyak UMKM yang bisnisnya sebenarnya sudah lama tidak berjalan tetapi mengaku bangkrut karena pandemi.

"Ini butuh waktu memang untuk mengecek di lapangan. Sedangkan karena pandemi ini petugas pun juga merasa kesulitan di lapangan," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com