Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Sore Ini Ditutup Melemah, Kembali ke Rp 14.799 Per Dollar AS

Kompas.com - 09/09/2020, 16:40 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot melemah pada Rabu (9/9/2020).

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,23 persen pada level Rp 14.799 per dollar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.765 per dollar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah sore ini terdorong beberapa sentimen di antaranya, proyeksi Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan Indeks Penjualan Ritel (IPR) masih terkontraksi 10,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus 2020.

Baca juga: Mau Tukar Valas? Simak Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank

 

Namun kontraksi tersebut lebih baik daripada IPR Juli sebesar 12,3 persen (yoy).

“Dengan begitu, rantai kontraksi penjualan ritel kian panjang menjadi sembilan bulan berturut-turut. Namun, kontraksi penjualan ritel terus melandai sejak pada Mei 2020, dimana laju penurunan IPR berangsur menipis,” kata Ibrahim.

Dalam laporan BI disebutkan, perbaikan penjualan diprakirakan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei, dengan penjualan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami kontraksi paling rendah, dengan pertumbuhan sebesar -1,9 persen (yoy).

Hal tersebut sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat dan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Baca juga: Kurs Rupiah Melemah Pagi Ini

“Meskipun daya beli masyarakat mulai membaik, tetapi sepertinya masih lemah. Ini tercermin dari laju inflasi inti yang semakin menukik. Inflasi inti, yang merupakan kelompok barang dan jasa yang harganya susah bergerak, menjadi penanda kekuatan daya beli,” jelas dia.

Di samping itu penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia terus mengkhawatirkan terutama di DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan gamblang mengatakan, kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan sehingga harus tanggap dengan paket kebijakan yang akan di keluarkan walaupun kondisi keuangan yang terus menipis akibat masa transisi-PSBB yang terus di perpanjang.

“Pemerintah harus bisa mengimbangi dengan fasilitas kesehatan yang dimiliki, karena akan berdampak pada penangan dan fasilitas kesehatan milik pemerintah karena kapasitas rumah sakit ada batasnya,” jelas dia.

Dia menambahkan, bila jumlah yang membutuhkan perawatan makin banyak, atau diatas kemampuan kapasitas rumah sakit dan jumlah tenaga medis yang terbatas, ini akan menjadi masalah besar dan mengkhawatirkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com