Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Sentimen Rencana Produksi Obat Corona, Rupiah Ditutup Menguat

Kompas.com - 21/09/2020, 16:19 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot menguat pada Senin (21/9/2020).

Mengutip data Bloomberg rupiah sore ini ditutup menguat 35 poin atau 0,24 persen pada level Rp 14.700 per dollar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.735 per dollar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah di awal pekan ini terdorong oleh sentimen rencana produksi obat Covid-19, Oseltamivir oleh PT Bio Farma (Persero) pada September 2020 ini.

Baca juga: Mau Tukar Valas, Simak Kurs Rupiah di 5 Bank Ini

Oseltamivir merupakan obat terapi pasien Covid-19 yang digunakan di dalam negeri.

Namun, Oseltamivir masih akan digunakan secara terbatas dan hanya untuk distribusi ke rumah sakit rujukan Covid-19 saja.

Obat ini tidak dijual bebas sebab memerlukan resep dokter untuk mengonsumsinya dan jumlahnya terbatas, yakni 4,2 juta tablet.

“Pasar optimis dengan tablet Oseltamivir bisa menekan dan membantu pasien Covid-19 kembali sembuh dan pasien yang terkena virus bisa berkurang. Wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke dalam pasar dalam negeri karena Indonesia secara fundamental masih cukup kuat ekonominya dan ini bisa dilihat dari transaksi valas, obligasi dan SUN di perdagangan DNDF,” kata Ibrahim.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Pagi Ini Dibuka Menguat

Sementara itu, sentimen eksternal muncul dari AS, dimana pasar menantikan pidato Ketua Fed Jerome Powell, yang dijadwalkan tampil di depan Kongres AS akhir pekan ini, terkait dengan pendekatan Fed terhadap inflasi.

Adapun Presiden AS Donald Trump, mengindikasikan stimulus yang lebih besar dari 2 triliun dollar AS yang akan digelontorkan, namun hingga saat ini Partai Republik dan Partai Demokrat masih belum sepakat akan besarnya stimulus tambahan tersebut.

Di sisi lain, Inggris kini mempertimbangkan kebijakan lockdown setelah negara tersebut berada pada titik kritis pandemi Covid-19 menjelang musim dingin yang sangat menantang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut, kebijakan lock down akan ditembut hingga ke sebagian besar wilayah termasuk London, akibat gelombang kedua virus corona .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com