Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpukul Pandemi Covid-19, Kinerja Industri Asuransi Jiwa Terpuruk

Kompas.com - 25/09/2020, 16:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja industri asuransi jiwa di Indonesia terpuruk di sepanjang semester I-2020 terimbas dampak pandemi Covid-19.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan penurunan total pendapatan sebesar 38,7 persen, menjadi sebesar Rp 72,57 triliun pada semester I-2020 dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 118,30 triliun.

"Total pendapatan premi alami perlambatan karena menurunnya premi baru dan premi lanjutan," ujar Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon dalam konferensi pers virtual, Jumat (25/9/2020).

Baca juga: Saat Pandemi Covid-19, Produk Asuransi Apa yang Tepat Dibeli?

Pendapatan premi turun 2,5 persen dari Rp 90,25 triliun di semester I-2019 menjadi Rp 88,02 triliun di semester I-2020.

Rinciannya, pendapatan premi baru turun 2,7 persen menjadi Rp 53,12 triliun dari sebelumnya Rp 53,57 triliun. Sementara, premi lanjutan turun 2,2 persen menjadi Rp 34,91 triliun dari sebelumnya 35,68 triliun.

Selain itu, kinerja industri asuransi jiwa juga terpengaruh oleh anjloknya hasil investasi sebesar -191,9 persen, menjadi minus Rp 20,97 triliun dari sebelumnya Rp 22,82 triliun.

Penurunan hasil investasi yang signifikan ini muncul akibat kondisi pasar modal Indonesia yang kurang kondusif selama semester I-2020, yang ditandai dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 22,9 persen.

"Saat ini merupakan masa yang sulit bagi kita semua, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dan kinerja pasar moda terkoreksi, semenstara industri asuransi jiwa sangat terpengaruh oleh ekonomi makro dan pasar modal," ungkap Budi.

Kendati mengalami mengalami penurunan pendapatan, industri asuransi jiwa tetap melaksanakan komitmennya kepada nasabah melalui pembayaran klaim. Adapun pandemi turut mempengaruhi kinerja pembayaran klaim.

Klaim dan manfaat yang dibayarkan sebesar Rp 64,52 triliun di semester I-2020, turun 1,90 persen dari sebelumnya Rp 65,77 di periode sama tahun lalu.

Rinciannya, porsi klaim manfaat akhir kontrak mencapai Rp 7,26 triliun, partial withdrawal sebesar Rp 6,07 triliun dan kesehatan sebesar minus Rp 5,22 triliun.

"Kami akan terus menerapkan langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan industri dengan prinsip kehati-hatian dan berorientasi kepada nasabah," pungkas Budi.

Baca juga: Sudah Punya Tabungan, Apa Pentingnya Asuransi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com