Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Bakal Kucurkan Rp 177,6 Triliun untuk Vaksin Covid-19 di Negara Miskin

Kompas.com - 30/09/2020, 20:14 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Bank Dunia, David Malpass, tengah menunggu persetujuan dari para dewan institusi tersebut, terkait rencana pembiayaan pengadaan vaksin Covid-19 sebesar 12 milar dollar AS atau setara Rp 177,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per dollar AS).

Rencana tersebut disiapkan Malpass, untuk mengakomodir pengadaan vaksin Covid-19 yang diproyeksikan sudah tersedia beberapa bulan ke depan, di negara-negara berkembang dan miskin.

Dikutip dari Reuters, Rabu (30/9/2020), rencana itu merupakan bagian dari anggaran 160 miliar dollar AS dalam pembiayaan bantuan pandemi Covid-19 yang dijanjikan melalui pinjaman multilateral. 

Baca juga: Menko Airlangga: Diharapkan Desember atau Awal Januari 2021 Sudah Bisa Mulai Vaksin

Hal itu untuk membantu negara-negara di dunia mendapatakan akses vaksin lebih awal ke tenaga kesehatan dan pekerja penting lainnya.

Malpass berharap dewan dapat mempertimbangkan rencana itu pada awal Oktober.

“Tujuan kami adalah membantu negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah dan menengah. Ini juga sinyal pasar bagi pabrikan, bahwa akan ada pembiayaan yang tersedia untuk negara berkembang dan akan ada permintaan. Kami akan mulai meminta produsen untuk mulai membuat alokasi untuk negara-negara itu,” tuturnya.

Selain itu, Malpass juga tengah mendorong negara mampu untuk mendistribusikan vaksin secara merata.

Baca juga: Sri Mulyani: Meski Banyak Harapan soal Vaksin, Butuh Waktu Lama bagi Ekonomi untuk Pulih

“Ini menjadi penting bagi dunia dan akan menghasilkan output yang jauh lebih baik,” katanya.

Persaingan antar negara untuk mendapatkan vaksin terlebih dahulu sudah terjadi.

Berbagai negara kaya sudah mengambil ancang-ancang terlebih dahulu untuk mengamankan pasokan vaksin dari virus yang telah merebak sejak awal tahun ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Whats New
Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Whats New
Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Whats New
BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

Whats New
Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com