Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Pembangunan Ekonomi, Nuklir Bisa Dimanfaatkan untuk Pertanian

Kompas.com - 26/10/2020, 21:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mengaku siap mendukung pengembangan nuklir di Indonesia baik dari sisi pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) maupun dari sisi mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

"Arah kebijakan pengembangan tenaga nuklir ada di tangan Presiden. Meski demikian, Bapeten siap melakukan pengawalan agar arah kebijakan mengenai pengembangan nuklir di Indonesia bisa maksimal berkontribusi terhadap pembangunan, sejalan dengan perintah Presiden," ujar Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto dalam Seminar Keselamatan Nuklir (SKN) dengan Universitas Indonesia (UI), Senin (26/10/2020).

Baca juga: Bisakah RI Manfaatkan Nuklir untuk Energi Terbarukan?

Dalam pengembangan dan pemanfaatan nuklir, Jazi mengaku salah satu tantangan utamanya adalah persepsi masyarakat terkait nuklir.

Menurut dia, nuklir selalu diasosiasikan dengan senjata nuklir. Padahal, nuklir memiliki peran yang lebih besar.

Jazi menjelaskan, nuklir juga dimanfaatkan untuk peralatan di rumah sakit (RS). Selain itu, industri serta pertanian juga bisa memanfaatkan nuklir.

"Saya contohkan salah satu karya Batan Beras Sidenuk. Benih beras tapi beras ini diiradiasi dengan nuklir berakibat masa tanam pendek yield lebih tinggi dalam luasan lebih tinggi, lebih tahan hama, dan sebagainya," sebut Jazi.

Baca juga: UEA Jadi Negara Arab Pertama yang Operasikan Pembangkit Nuklir

Soal pemanfaatan nuklir sebagai pembangkit listrik, Jazi mengaku Bapeten netral. Ia mengatakan pihaknya menyiapkan regulasinya.

"Dari sisi PLTN, Bapeten itu netral. Mau ada orang bikin PLTN silakan, enggak bikin silakan tapi kita siapkan regulasinya bagaimana suatu ketika pemerintah ada PLTN insya Allah regulasi dan segala sudah siap untuk jaga keselamatan dan keamanannya," tutur Jazi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com