JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia resmi memasuki jurang resesi.
Hal ini terjadi setelah produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (year on year/yoy).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara membagikan tips mengelola keuangan di tengah resesi.
Menurut Bhima, dalam mengelola keuangan di masa resesi wajib memprioritaskan dana untuk kebutuhan pokok.
Baca juga: Ekonomi Kuartal III-2020 Minus 3,49 Persen, Indonesia Resmi Resesi
Di antaranya adalah untuk bahan pangan, obat-obatan, tagihan listrik, air, hingga kuota internet.
"Baru setelah itu kebutuhan yang sifatnya sekunder, seperti beli baju atau kendaraan baru," ujar Bhima, beberapa waktu lalu.
Selain itu, pada kondisi resesi, menurutnya masih penting bagi setiap orang untuk mengalokasikan dana darurat.
Dalam kondisi pandemi dan risiko kehilangan pekerjaan seperti saat ini, lanjut Bhima, dana darurat setidaknya sebesar 20-40 persen dari pendapatan.
"Jika mendadak sakit atau diputus kontrak dari perusahaan, masih ada cadangan cash untuk bertahan hidup," kata dia.
Sementara itu, masih diperlukan dana untuk melakukan investasi ke aset yang aman seperti emas atau logam mulia.
"(Serta) surat utang pemerintah dan deposito bank tenor jangka pendek, kurang dari 2 tahun," ujar Bhima.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (yoy).
Secara kuartalan, ekonomi sudah mulai tumbuh sebesar 5,05 persen dan secara kumulatif masih terkontraksi 2,03 persen.
Baca juga: Indonesia Resesi, Ini 5 Instrumen Investasi yang Bisa Kamu Lirik
Dibandingkan kuartal II 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik.
Pasalnya, pada kuartal II lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32 persen.
"Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan kita bandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 3,49 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis (5/11/2020).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.