Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jonan Kala Ditawari Jadi Dirut KAI: Bukan Hanya Kaget, Jantung Hampir Berhenti

Kompas.com - 17/11/2020, 06:34 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak kenal Ignasius Jonan. Namanya melambung setelah dirinya sukses mengubah wajah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI ketika menjabat sebagai direktur utama di perusahaan tersebut.

Berbagai perubahan bahkan tampak langsung hingga sampai saat ini, mulai dari sterilisasi stasiun, penerapan pembelian tiket online, sistem boarding pass, hingga peningkatan kebersihan dan penyediaan AC gerbong kereta di semua kelas penumpang.

Namun, siapa sangka, pria kelahiran Singapura 57 tahun lalu itu sempat ingin menyerah ketika menjabat sebagai orang nomor satu di KAI.

Dalam bincang-bincangnya bersama Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho, Jonan menceritakan pengalamannya ketika ditawarkan hingga awal menjabat sebagai direktur utama KAI.

Baca juga: Perbaikan KAI: Kontroversi Kala Jonan Menggusur Pedagang Stasiun

Pada tahun 2009, Jonan yang saat itu tengah bekerja di Citibank mendapat telepon dari Menteri BUMN pada saat itu, Sofyan Djalil. Sofyan semula bercerita tentang kosongnya kursi kepemimpinan di KAI.

Merespons cerita tersebut, Jonan pada awalnya ingin mencarikan sosok yang tepat untuk mengisi posisi tersebut.

"Saya bilang, gini deh kalau Kereta Api saya carikan orang ya pak. 'Enggak Anda sendiri' (jawab Sofyan). Bukan hanya kaget, jantug hampir berhenti," kata Jonan dikutip dari bincang-bincang bertajuk BEGINU di kanal youtube Kompas.com Selasa (17/11/2020).

Jonan mengaku kaget, sebab ia merupakan seorang bankir yang sama sekali tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan terkait kereta api.

"Saya bilang oke pak, saya jalan," ujarnya.

Baca juga: Jonan Buka Suara Soal Langkah Erick Thohir Rombak Direksi PT KAI


Dengan minimnya pengalaman yang dimiliki, Jonan mengaku kesulitan pada awal masa kepemimpinannya. Ia bahkan sempat hampir menyerah setelah 3 bulan menjabat.

Namun, Sofyan Djalil tetap memberikan kepercayaan penuh kepada Jonan.

"Pak Sofyan bilang, terus aja Pak Jonan, Nanti kalau gagal saya yang tanggung jawab," ucapnya.

Berangkat dari situ, Jonan pun terus fokus untuk mengubah wajah KAI dengan kerja keras. Tidak memakan waktu lama untuk kegigihannya membuahkan sebuah hasil, pada tahun 2009, KAI berhasi mencatatkan keuntungan sebesar Rp 154,8 miliar, setelah pada tahun sebelumnya mengalami rugi sebesar Rp 83,5 miliar.

Keuntungan tersebut terus meningkat setiap tahunnya, sejalan dengan prestasi-prestasi lain yang ditinggalkan Jonan.

Baca juga: Saat Jadi Menhub, Jonan Pernah Tolak Keluarkan Izin Kereta Cepat JKT-BDG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com