Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capai 44 Miliar Dollar AS, Ekonomi Digital RI Peringkat Teratas di Asia Tengara

Kompas.com - 24/11/2020, 15:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi digital Indonesia tumbuh pesat di tengah pandemi Covid-19 ditopang peningkatan e-commerce dan media online.

Hal ini berdasarkan Laporan e-Conomy SEA yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company.

Dalam laporan tahunan kelimanya, ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan diperkirakan bernilai 44 miliar dollar AS (GMV) pada 2020, dan diperkirakan mencapai 124 miliar dollar AS pada 2025.

"Tahun lalu ekonomi digital Indonesia senilai 40 miliar dollar AS, dan tahun ini diperkirakan 44 miliar dollar AS, sehingga tercatat tumbuh dobel digit atau 11 persen meskipun di masa pandemi," jelas Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Ekonomi Digital Tak Maksimal bila Tak Ada UU Cipta Kerja

Dengan nilai tersebut, kata dia, Indonesia menunjukkan ketahanannya dalam ekonomi digital. Hal itu sekaligus tetap menjadikan RI sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

"Jadi meskipun di masa pandemi, Indonesia masih menjadi negara digital ekonomi paling besar di Asia Tenggara, karena mampu tumbuh dobel digit," kata dia.

Randy menjelaskan, secara rinci ekonomi digital dari sisi e-commerce tumbuh 54 persen menjadi 32 miliar dollar AS pada tahun 2020, dari tahun sebelumnya sebesar 21 miliar dollar AS.

Momentum pertumbuhan e-commerce di Indonesia juga tecermin dari peningkatan 5 kali lipat jumlah supplier lokal yang mencoba berjualan online karena pandemi.

Pertumbuhan juga terjadi pada sisi media online yang tercatat tumbuh 24 persen. Nilainya menjadi 4,4 miliar dollar AS dari tahun 2019 yang sebesar 3,5 miliar dollar AS.

Naiknya media online, kata Randy, di dorong dengan pesatnya penggunaan video streaming dan game online sepanjang pandemi.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Tingkatkan Risiko Kebocoran Data Pribadi

Sementara, perjalanan online turun drastis 68 persen dari 10 miliar dollar AS menjadi 3 miliar dollar AS. Begitu pula dengan transportasi dan makanan turun 18 persen dari 6 miliar dollar AS menjadi 5 miliar dollar AS.

“Di tengah pandemi, e-commerce dan media online tumbuh melampaui penyusutan dari sektor perjalanan, transportasi dan makanan yang memang terhambat," ujarnya.

Meski demikian, sektor perjalanan online serta transportasi dan makanan diperkirakan akan bangkit ke depannya. Sehingga di tahun 2025 sektor ini masing-masing diperkirakan tumbuh 36 persen menjadi 15 miliar dollar AS dan 28 persen menjadi 16 miliar dollar AS.

"Hingga 2025 keduanya diperkirakan akan bangkit dalam jangka pendek hingga menengah," tambah Randy.

Di sisi lain, pada 2025 e-commerce juga diproyeksi tumbuh sebesar 21 persen menjadi 8,3 miliar dollar AS. Begitu pula dengan media online akan tumbuh 18 persen menjadi 10 miliar dollar AS pada lima tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com