Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri Sebut Pemulihan Ekonomi Masih Perlu Didorong BLT

Kompas.com - 02/12/2020, 18:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom sekaligus Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, bantuan langsung tunai (BLT) masih berperan penting dalam mendorong pemulihan ekonomi Indonesia ke depannya.

Ia menjelaskan, penerapan protokol kesehatan masih akan berlanjut hingga vaksin Covid-19 terdistribusi sepenuhnya. Maka, investasi swasta pun masih belum akan pulih hingga 2021 mendatang.

Lantaran, sepanjang penerapan protokol kesehatan kapasitas ekonomi tidak bisa dimanfaatkan secara utuh. Contohnya seperti pembatasan penumpang pesawat hingga pengunjung restoran.

Baca juga: Kemenkop UKM Tengah Usulkan Perpanjangan Program BLT UMKM Rp 2,4 Juta

Hal tersebut akan membuat pengusaha mengurungkan niatnya berekspansi, sebab tak sesuai dengan skala keekonomian.

"Akibatnya pebisnis tahu kalau skala ekonomi enggak dapat, tapi cost-nya tetap sama, jadi enggak untung. Kalau seperti itu, maka mereka berpikir ngapain investasi, kalau kapasitasnya saja enggak bisa terpakai semua," ujarnya dalam webinar mengenai perekonomian pasca Covid-19, Rabu (2/12/2020).

Oleh sebab itu, yang dapat diandalkan untuk mendorong perekonomian dalam negeri adalah konsumsi rumah tangga lebih dulu ketimbang investasi.

Karena itu, pemerintah perlu mendorong penyaluran BLT bagi masyarakat kelas menengah ke bawah untuk menjaga daya beli.

Chatib mengatakan, ketika konsumsi masyarakat terdorong dengan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, maka permintaan pun meningkat. Sehingga industri akan kembali berproduksi dan mendorong datangnya investasi.

Baca juga: BLT Subsidi Gaji Belum Masuk Rekening, Lapor ke Sini

"Kalau yang di dorong konsumsi, masyarakat di kasih BLT kemudian permintaan ada, maka investasi akan naik lebih cepat. Makannya jump start-nya harus dari stimulus fiskal," jelas dia.

Ketika masyarakat kelas menengah ke bawah sudah digenjot dengan bansos dan ekonomi mulai pulih, maka insentif melalui perbankan perlu diberikan. Seperti jaminan kredit (credit guarantee), relaksasi kredit, hingga subsidi bunga kredit.

Insentif tersebut untuk mendorong bank berani menyalurkan pendanaan. Setelah aktivitas ekonomi kembali normal maka pemerintah pun bisa memberikan insentif pajak bagi perusahaan.

"Kalau sekarang diberikan tax insentif enggak ada yang ambil, perusahaan kalau rugi yah enggak bayar pajak. Jadi itu sebetulnya harusnya taruh dibelakang," kata dia.

Meski demikian, Chatib menekankan, pemerintah tetap perlu memperhatikan penanganan dari sisi kesehatan, sebab ini akan sangat berpengaruh pada aktvitas ekonomi.

"Kalau dengan kondisi seperti itu maka ekonomi Indonesia akan memiliki recovery yang kalau saya bayangkan seperti tanda centang," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com