Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Jepang Bakal Investasi Rp 57 Triliun buat Lembaga Pengelola Investasi Indonesia

Kompas.com - 05/12/2020, 10:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, Jepang bakal investasi sebesar 4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 57 triliun untuk pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia.

Ia mengatakan, komitmen investasi itu dinyatakan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi saat Luhut melakukan kunjungan ke Tokyo, Jepan pada pekan ini.

“JBIC siap mendukung pendanaan SWF Indonesia sebesar 4 miliar dollar AS atau Rp 57 triliun, dua kali lipat lebih besar dari yang disampaikan the US International Development Finance Corporation (DFC)- Lembaga pembiayaan asal Amerika Serikat," ujar Luhut dalam keterangan resminya, Sabtu (5/12/0202).

Baca juga: Kepada Investor, Luhut Jualan Kondisi Ekonomi RI, Omnibus Law, hingga Energi Baru Terbarukan

Lawatan Luhut ke Tokyo dilakukan bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, serta didampingi Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi. Dalam kesempatan itu, ia melakukan pertemuan maraton dengan JBIC serta tidak kurang dari 20 investor potensial Jepang lainnya di bidang finance dan energi.

Erick mengatakan, komitmen yang disampaikan oleh Gubernur JBIC tersebut akan segera ditindaklanjuti di tingkat teknis. Dia berharap, investasi JBIC dapat mulai masuk ke Indonesia pada kuartal pertama 2021.

"Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur SWF Indonesia akan selesai pada pertengahan Desember ini dan tentunya PP tersebut akan semakin percepat pembentukan lembaga dana abadi Indonesia ini," kata dia.

Sementara itu, Heri menambahkan, JBIC akan menjadi salah satu lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam master fund SWF Indonesia yang disebut Nusantara Investment Authority (NIA). Ia bilang, dukungan dari JBIC dan pemerintah Jepang akan memperkuat ikatan kerja sama strategis antar kedua negara.

"Serta ini akan semakin menarik sektor swasta Jepang lainnya untuk berinvestasi di Indonesia," kata Heri.

Baca juga: Luhut dan Erick Bujuk Jepang untuk Suntik Dana di Lembaga Pengelola Investasi RI

Pertemuan dengan Menteri Ekonomi Jepang

Selain bertemu JBIC dan investor Jepang, pada kunjungan tersebut, Luhut dan Erick juga berkesempatan bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Kajiyama Hiroshi.

Dalam pertemuan itu, Luhut menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk terus memberikan kepastian hukum kepada investor Jepang.

“Dengan adanya Omnibus Law UU Cipta Kerja, tentunya peraturan perpajakan Indonesia akan semakin baik," kata dia.

Sejumlah agenda strategis kerja sama bilateral Indonesia-Jepang turut diangkat Luhut dalam pertemuan tersebut, termasuk soal komitmen Jepang untuk realisasikan MRT Jakarta Fase 2 (dua) dengan tepat waktu.

Selain itu, agenda perubahan iklim juga menjadi pembahasan dalam pertemuan. Jepang berharap Indonesia dapat mendukung target Jepang untuk mencapai 'Carbon Neutral' pada 2050.

“Kami siap dukung pencapaian SDGs Indonesia melalui teknologi Jepang. Proyek Carbon Capture Storage yang tengah dibangun di Gundih, Jawa Tengah merupakan salah satu bentuk komitmen Jepang," kata Kajiyama.

Baca juga: Faisal Basri Sebut Menteri yang Bertugas Tangani Covid-19 Sibuk Urusi Investasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com