JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Pemebangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memperkirakan momentum Natal dan Tahun Baru tidak akan cukup untuk mendongkrak inflasi.
Dalam artian, permintaan rumah tangga akan tetap rendah sehingga tidak mendorong kenaikan harga-harga.
"Inflasi diperkirakan akan tetap rendah meski ada momentum Natal," ujar Country Economist ADB untuk Indonesia Emma Allen dalam konferensi pers, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Bentuk Holding BUMN UMKM, Pemerintah Pastikan Tetap Pegang Kendali
Allen mengatakan, hingga akhir tahun ini inflasi diperkirakan hanya akan mencapai 2 persen. Sementara tahun depan, inflasi akan meningkat tipis jadi 2,4 persen.
Angka tersebut masih di bawah dari target inflasi pemerintah yang sebesar 3 persen.
Allen pun menjelaskan, rendahnya inflasi juga tercermin dari proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan yang diperkirakan hanya sebesar 4,5 persen. Proyeksi tersebut lebih rendah dari angka proyeksi pada September lalu, di mana ADB memproyeksi ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh sebesar 5,3 persen.
Untuk diketahui, bila dilihat dari skala negara-negara kawasan Asia Tenggara, maka Vietnam menjadi satu-satunya negara yang mengalami revisi ke atas proyeksi inflasi.
Baca juga: Jelang Libur Nataru, Pertamina Antisipasi Lonjakan Konsumsi BBM dan Elpiji
ADB memperkirakan inflasi Vietnam bakal mencapai 3,5 persen pada tahun 2020 ini akibat banjir yang meningkatkan tekanan terhadap harga pangan.
Untuk kawasan Asia Tenggara, ADB memperkirakan tingkat inflasi sebesar 1,2 persen hingga akhir 2020, dan sebesar 2,2 persen di tahun 2021.
"Perkiraan inflasi untuk Asia Tenggara secara keseluruhan direvisi ke atas, sementara untuk 2021 direvisi ke bawah," kata ADB.
Baca juga: Kemendag Klaim Tol Laut Pangkas Harga Kebutuhan Pokok hingga 30 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.