Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Koperasi dan UMKM Kuat di Tengah Pandemi, MenkopUKM Beberkan Strateginya

Kompas.com - 16/12/2020, 11:33 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pemerintah membutuhkan peran aktif semua pihak untuk bersama-sama mempersiapkan Koperasi dan UMKM yang tangguh, bangkit kembali dari pandemi Covid-19, dan berdaya-saing di pasar domestik dan global.

“Ini merupakan pekerjaan rumah yang besar untuk kita bangkit dari krisis, tidaklah mudah, dibutuhkan peran aktif berbagai pihak termasuk dalam hal ini HSBC Indonesia. Mari bersama-sama mempersiapkan Koperasi dan UMKM yang tangguh, bangkit kembali dan berdaya saing di pasar domestik dan global,” ujar Teten dalam acara HSBC Sustainability, mengutip siaran resminya, Rabu (16/12/2020).

Baca juga: Beri Bantuan kepada UMKM, Satgas PEN: Kita Hindari Krisis 1998 Terulang

Menurut Teten, pandemi Covid-19, telah memberikan implikasi ekonomi dan sosial yang cukup dalam terhadap KUMKM di Indonesia, baik dari sisi supply maupun demand.

Ia menyebutkan, hasil riset OECD yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2020 menunjukan bahwa lebih 50 persen UMKM tidak akan bertahan di masa pandemi.

Namun, pandemi ini memberikan pelajaran bahwa tidak sedikit pula UMKM yang dapat bertahan bahkan tumbuh di tengah pandemi.

Mereka yang bertahan salah satunya adalah yang bergerak di sektor pangan, termasuk pertanian di dalamnya.

“Data BPS pada Triwulan III/2020 menunjukan sektor pertanian adalah salah satu sektor yang tumbuh paling tinggi, yakni tumbuh sebesar 2,15 persen (yoy),” ujar Teten.

Baca juga: Satgas PEN: Baru Pertama Kali Kita Punya Bantuan Langsung ke UMKM

Selain itu, lanjut Teten, sektor pangan ini memegang peran strategis menyangkut hajat hidup orang banyak karena merupakan kontributor ke-3 terbesar dalam PDB Indonesia, menyediakan lapangan pekerjaan yang luas (padat karya), pengelolaan pangan yang baik akan menjadi kunci bagi setiap bangsa, menghadapi ancaman krisis pangan, termasuk akibat pandemi Covid-19 sebagaimana prediksi FAO (2020) dan World Food Programme (2020).

Untuk itu, Pemerintah melakukan serangkaian skenario dan intervensi kebijakan dari sisi hulu (supply) ke hilir (demand) agar UMKM dan Koperasi dapat bertahan, termasuk para petani dan pelaku usaha lainnya di sektor pertanian.

“Dampak pandemi Covid-19 kepada UMKM tidaklah seragam, sehingga programpun disesuaikan dengan siklus bisnisnya,” ucap Teten.

Teten juga menjelaskan, agar Koperasi dan UMKM tetap bertahan dan tangguh di tengah pandemi, pemerintah telah membuat berbagai program, di antaranya program restrukturisasi pinjaman dan subsidi bunga bagi UMKM, Subsidi KUR, KUR Super Mikro untuk plafond sampai dengan Rp 10 juta dengan bunga 0 persen.

Sementara khusus untuk koperasi, dilakukan perkuatan modal kerja Koperasi melalui LPDB-KUMKM.

Baca juga: Ada Ratusan Ribu UMKM di Festival Diskon Nasional, Dapatkan Diskon hingga 75 Persen

“Terkait program PEN, kami telah menyalurkan 100 persen dengan jumlah bantuan sebesar Rp 1 triliun kepada 63 Koperasi penerima (101.011 UMKM). Saat ini LPDB-KUMKM mendapatkan penambahan anggaran sebesar Rp 292 miliar diperuntukan bagi Koperasi untuk menyerap produk petani/nelayan,” ungkap Teten.

Teten menambahkan, survei dampak program PEN terhadap UMKM yang baru saja dirilis oleh Lembaga Demografi- LPEM FEB UI menunjukan bahwa mayoritas UMKM merasakan manfaat program.

Mayoritas responden, kata Teten, menilai bahwa program-program tersebut telah sesuai dengan kebutuhan mereka, digunakan untuk pembelian bahan baku (34 persen), pembelian barang modal (33 persen), dan pemenuhan kebutuhan Pribadi (13 persen).

“Sedangkan untuk masa pemulihan usaha ke depan, kini mayoritas UMKM optimis dapat bertahan lebih dari 12 bulan dimana 58 persen membutuhkan tambahan modal untuk mempercepat pemulihan usaha,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com