Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mengenal Proses di Balik Keputusan Pekerja Mengundurkan Diri

Kompas.com - 16/12/2020, 19:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Persepsi positif dan keinginan untuk terus bekerja membuat mereka loyal dan akan memberikan kontribusi positif terhadap perusahaan.

Reluctant Leavers adalah pekerja yang memiliki keinginan untuk untuk tetap bekerja namun cepat atau lambat ia harus meninggalkan perusahaan.

Mereka memilki persepsi positif kepada perusahaan namun karena hal eksternal yang tidak dapat dikendalikan, cepat atau lambat mereka harus mengundurkan diri.

Sebaliknya, pekerja reluctant stayers memiliki keinginan untuk meninggalkan pekerjaannya, namun ia tidak bisa meninggalkan perusahaan tempatnya bekerja saat ini.

Persepsi mereka kepada perusahaan cenderung negatif, namun mereka tidak bisa mengundurkan diri karena berbagai faktor eksternal.

Pada kedua tipe pekerja ini, potensi menurunnya kontribusi pekerja terhadap perusahaan dapat terjadi karena terdapat ketidaksesuaian antara keinginan dan kendali terhadap keputusan untuk resign.

Kategori selanjutnya adalah enthusiastic leavers yaitu situasi di mana pekerja memiliki keinginan dan dapat segera mengundurkan diri.

Persepsi tipe pekerja ini terhadap perusahaan cenderung negatif dan sesegera mungkin mereka akan mengundurkan diri dan tidak lagi memberikan kontribusi terhadap perusahaan.

Sebuah survei berkaitan dengan PWS dilakukan di salah satu perusahaan consumer goods di Jakarta dan diikuti oleh 326 responden, hasilnya memperlihatkan 13 responden memilih situasi enthusiastic leavers, 60 responden memilih reluctant stayer, 76 responden memilih reluctant leaver, dan 177 responden memilih enthusiastic stayer.

Hal ini berarti, dari total responden, 54,29 persen pekerja akan tetap bertahan pada perusahaan tersebut, sementara 45,70 persen pekerja lainnya berpotensi untuk mengundurkan diri.

Perusahaan perlu memahami situasi PWS yang dialami pekerja agar dapat memberikan intervensi yang tepat bagi masing-masing kelompok pekerja.

Bagi enthusiastic stayer perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk meretensi pekerja dalam situasi ini.

Selain itu, usaha untuk memaksimalkan potensi Enthusiastic Stayer agar dapat mencapai performa kerja terbaiknya juga perlu dilakukan.

Baca juga: 4 Hal Penting Yang Perlu Dilakukan Sebelum Resign

Untuk kelompok pekerja reluctant stayer, yang pada dasarnya sudah memiliki keinginan untuk berhenti bekerja, maka perusahaan perlu memastikan bahwa selama mereka menunggu "waktu dan kesempatan yang tepat" untuk berhenti, mereka tetap harus memberikan kontribusi kepada perusahaan serta tidak melakukan tindakan yang merugikan perusahaan.

Perusahaan dapat pula melakukan pendekatan dengan mengadakan konseling untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi serta sejauh mana perusahaan dapat membantu pekerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com