Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah Kementan Tekan Harga Telur Ayam yang Melonjak

Kompas.com - 22/12/2020, 11:32 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang akhir tahun harga telur ayam terus merangkak naik.

Saat ini harga telur ayam di sejumlah pasar bahkan mencapai Rp 30.000 per kilogram.

Merespons lonjakan harga tersebut, Kepala Bidang Harga Pangan Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Inti Pertiwi mengatakan, Kementan mengambil langkah untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran di daerah-daerah yang memang cukup tinggi kenaikannya.

Baca juga: [POPULER MONEY] Isi Token Listrik Lewat Aplikasi PLN | Harga Telur Melonjak

"Kebijakan kita saat ini adalah bagaimana mendistribusikan telur ayam yang ada di peternak ke konsumen. Sehingga kita ada di tengah, tidak merugikan produsen karena tetap harga yang menguntungkan, tapi ke konsumen juga tidak terlalu tinggi," ujar Inti kepada Kompas.com, dikutip Selasa (22/12/2020).

Oleh sebab itu, Kementan melakukan identifikasi untuk mengetahui wilayah mana saja yang saat ini tingkat produksi telur ayamnya sedang tinggi.

Sebab, saat produksi banyak maka harga komoditas tersebut pun cenderung tidak terlalu mahal.

Selanjutnya, telur ayam dari wilayah tersebut akan di distribusikan ke daerah-daerah yang memang memiliki kenaikan harga cukup tinggi.

Namun, biaya pendistribusian tersebut ditanggung oleh pemerintah.

Baca juga: Harga Telur Ayam Diproyeksi Tetap Tinggi Hingga 2021

Dengan demikian, harga jual ke masyarakat akan jadi lebih terjangkau karena sejak awal penjual tak dibebankan biaya distribusi.

"Biaya distribusi itu kan akan menambah harga jual, tapi biaya distribusi ini ditanggung pemerintah, sehingga konsumen tidak dapat harga yang terlalu tinggi. Jadi pemerintah sekarang perannya distribusi," kata Inti. 

Salah satu daerah yang diterapkan kebijakan ini adalah DKI Jakarta.

Inti mengatakan, upaya penyediaan harga telur ayam yang terjangkau sudah dilakukan dengan memasok 10-15 ton per minggunya dari Blitar.

Telur ayam tersebut dijual di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) milik Kementan seharga Rp 24.000 per kilogram, sesuai dengan harga acuan telur ayam di tingkat konsumen dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2020.

Baca juga: Harga Telur Ayam Terus Naik, Ini Penyebabnya

Hanya saja, kata Inti, kebijakan tersebut belum masif dilakukan ke seluruh daerah di Indonesia.

Oleh sebab itu, saat ini Kementan berupaya meningkatkan pendistribusian telur ayam ke daerah-daerah yang memiliki kenaikan harga cukup tinggi, termasuk daerah yang mayoritas penduduknya merayakan Natal.

"Misalnya seperti ke Papua, Sulawesi Utara, juga Jawa Tengah, ini yang harus diprioritaskan untuk di bantu. Ke depan sudah direncanakan untuk distribusikan ke wilayah-wilayah itu," ungkap Inti.

Kementan, lanjut dia, juga sudah berkoordinasi dengan kepala dinas di setiap provinsi untuk lebih dulu mencari sumber telur ayam di wilayahnya, dan untuk bisa disitribusikan secara merata sehingga dengan pasokan yang memadai akan perlahan menekan harga.

Namun, jika pada akhirnya di wilayah tersebut memang tak memiliki sumber telur ayam, maka pemerintah pusat akan turun tangan membantu dengan mencari daerah lain yang pasokannya cukup banyak sehingga bisa didistribusikan ke daerah tersebut.

Baca juga: Harga Telur Melonjak, Ini Penyebabnya Kata Asosiasi Peternak

"Kalau enggak punya sumber telur, baru lapor, nanti kami dari pusat carikan mana yang sedang panen, nanti kita hubungkan antara provinsi tersebut dengan provinsi yang harganya tidak terlalu tinggi karena sedang panen. Jadi kalau ada potensi di wilayahnya manfaatkan dulu, kalau tidak ada cari dari daerah lain," jelas Inti.

Adapun berdasarkan data PIHPS per Senin (21/12/2020), harga telur ayam di DKI Jakarta sebesar Rp 28.650 per kilogram, Aceh sebesar Rp 29.650 per kilogram, Kalimantan Tengah sebesar Rp 30.550 per kilogram.

Kemudian Sulawesi Utara sebesar Rp 37.250 per kilogram, Maluku Utara sebesar Rp 38.650 per kilogram, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar Rp 31.700 per kilogram, bahkan di Papua sebesar Rp 42.350 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com