Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Melihat Potensi Pasar Wisata Kesehatan Global, Bagaimana Posisi Indonesia?

Kompas.com - 25/12/2020, 05:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lalu bagaimana dengan wisata kebugaran atau wellness tourism? Istilah wellness pertama kali dikemukakan pada 1961 oleh dokter Halbert L Dunn dari Amerika Serikat.

Wellness merupakan integrasi antara badan, pikiran dan semangat. Wellness yang sesungguhnya akan tercapai jika terjadi keseimbangan antara fisik, intelektual, emosional, sosial, pekerjaan, spiritual, dan aspek lingkungan dari kehidupan.

Orang yang memiliki wellness semestinya sejahtera lahir dan batin. Cohen (2008) menunjukkan bahwa dalam wisata kebugaran, wisatawan melakukan perjalanan meninggalkan kehidupan normal untuk memperoleh benefit keseimbangan atau perbaikan pikiran dan tubuh dengan menggunakan layanan yang disediakan di destinasi yang dikunjungi.

Wisata kebugaran terutama melibatkan aktivitas seperti spa, peningkatan kesehatan, relaksasi, rejuvenasi dan latihan-latihan pelengkap lainnya.

Wisata kebugaran didesain untuk membantu wisatawan mengalami suasana relaks dengan prosedur medis yang ringan.

Menurut Global Spa Summit (2011) terminologi wisata medis dan wisata kebugaran sebagai bagian dari wisata kesehatan diinterpretasikan secara tidak konsisten di seluruh dunia. Akibatnya mengarahkan pada kebingungan di kalangan pemerintah, industri dan wisatawan.

Mendefinisikan istilah secara tepat dan konsisten akan membantu pengembangan industri wisata kesehatan.

Potensi pasar

Keinginan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan wisata kesehatan, bukan tanpa alasan. Tiap tahun sekurangnya sebelas juta orang melakukan perjalanan untuk memperoleh pemeriksaan medis, atau sekitar tiga sampai empat persen dari populasi dunia.

Bagi sebagian warga dari negara maju, pilihan untuk bepergian ke luar negeri untuk keperluan medis salah satunya karena biaya pengobatan yang mahal di negaranya yang tidak lagi cukup ditutup dengan klaim asuransi.

Pilihan diarahkan pada sejumlah negara yang sedang berkembang namun memiliki standar kesehatan yang cukup bagus.

Mengacu data dari International Healthcare Research Centre, Inggris menjadi pilihan nomor satu di Eropa bagi wisatawan medis, diikuti oleh Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol. Di belahan dunia lainnya, Kanada dan Israel juga menjadi pilihan yang kompetitif.

Di Asia, China mendominasi pasar wisata medis. Negara Asia lain yang turut bersaing adalah India, Thailand, Singapura, Malaysia dan Filipina.

Nama Indonesia tidak muncul, padahal nilai pasar wisata medis sebagaimana dikutip Mordor Intelligence pada 2018 mencapai 19 miliar dollar AS. Pada 2019 hingga 2025, nilainya mencapai 30 miliar dollar AS.

Sementara nilai pasar global wisata kebugaran pada 2017 menurut Global Spa Summit mencapai 687,5 miliar dollar AS dan terus bertumbuh hingga kini.

Tampaknya Indonesia belum diperhitungkan sebagai destinasi wisata kesehatan yang menjanjikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com