Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Investigasi Dugaan Monopoli, Saham Alibaba Jeblok

Kompas.com - 25/12/2020, 11:12 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

HONGKONG, KOMPAS.com - China secara resmi membentuk tim investigasi terkait dugaan praktik monopoli yang dilakukan oleh perusahaan raksasa teknologi Alibaba. Adanya kabar itu membuat saham Alibaba di pasar saham Hongkong langsung jeblok.

Administrasi Pemerintah untuk Regulasi Pasar setempat menyatakan, pemeriksaan dilakukan terhadap dugaan praktik monopoli baik untuk e-commerce Alibaba maupun komputasi awan dari perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma tersebut.

Dilansir dari CNN, Jumat (25/12/2020), investigasi akan fokus pada dugaan praktik perusahaan yang mengharuskan pedagang untuk menandatangani perjanjian yang mencegah mereka untuk menjual produk pada platform pesaing Alibaba.

Baca juga: Alibaba Cetak Rekor Baru di Harbolnas Harga Saham Malah Merosot, Kok Bisa?

Secara terpisah, bank sentral China, People's Bank of China mengumumkan, empat regulasi di bidang keuangan akan memanggil Ant Group, perusahaan keuangan Alibaba untuk bertemu dalam beberapa hari ke depan.

Pertemuan tersebut bertujuan mengarahkan Ant Group untuk menerapkan pengawasan keuangan dan mengatur layanan mereka dengan lebih ketat.

Pengawasan secara intens terhadap praktik bisnis Alibaba dilakukan dalam beberapa pekan setelah pejabat China memaksa Jack Ma untuk membatalkan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Ant Group pada menit-menit terakhir. Padahal, pencatatan saham Ant Group tersebut akan mencetak rekor terbesar di dalam sejarah listing di bursa saham dunia.

Akibat pemberitaan Alibaba tersebut, harga saham perusahaan pun merosot di bursa Hongkong.

Pada sesi penutupan perdagangan Kamis (24/12/2020) yang dipercepat, harga saham Alibaba anjlok 8 persen. Adapun sejak titik puncaknya Oktober lalu, harga saham Alibaba telah jeblok 26 persen. Nilai valuasi pasar Alibaba pun hangus setidaknya 240 miliar dollar AS.

Langkah yang dilakukan oleh regulator tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian tindakan yang diambil oleh Beijing untuk mengencangkan aturan terhadap raksasa teknologi di negara itu.

Alibaba mengatakan hari Kamis bahwa pihaknya telah menerima pemberitahuan dari regulator, penyelidikan anti-monopoli telah dimulai.

"Alibaba akan secara aktif bekerja sama dengan regulator dalam penyelidikan," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.

Ant Group juga mengatakan akan bakal mempelajari dengan serius dan secara ketat mematuhi semua persyaratan regulasi.

Perdagangan saham teknologi China lainnya di Hong Kong juga berada di bawah tekanan pada hari Kamis. Tencent (TCEHY), JD.com (JD) dan Meituan semuanya merosot lebih dari 2 persen.

Baca juga: Gandeng Alibaba Group, Platform Ini Gratiskan Ongkir dari China


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com