Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menjadi Organisasi Bisnis yang Tahan Banting di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 28/12/2020, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, strategi yang ditetapkan tidak langsung bersifat tepat sasaran karena situasi pandemi Covid-19 ini sangat dinamis dan tidak pasti (chaotic) sehingga efektivitas resiliensi dalam menyusun strategi akan menjadi faktor kritikal.

Ketiga, hasil penelitian tentang bagaimana bersikap bagi pebisnis di dunia dari Reeves et al (2020) seharusnya dapat diadopsi di Indonesia.

Namun, muatan teknis dari 12 aspek pembelajaran ini perlu disesuaikan dengan dampak pandemi Covid-19 bagi kondisi lingkungan bisnis di Indonesia.

Hal yang urgen bagi pebisnis adalah aspek ketiga dan keempat terkait keinformasian dan kepakaran memprediksi kondisi eksternal berbasis profil manajemen risiko.

Menjadi organisasi bisnis yang survive dan sustain melalui 12 aspek tersebut belum akan meredakan kondisi pandemi, namun diharapkan sedikit memberikan solusi bagaimana seharusnya pebisnis bersikap dan bertindak.

Seperti saat ini, perusahaan farmasi di seluruh dunia dituntut melakukan berbagai upaya penemuan vaksin guna menekan laju pertumbuhan kasus Covid-19.

Menurut Rahim (2020), upaya perusahaan farmasi dalam rangka penemuan vaksin Covid-19 akan semakin efektif melalui kerja sama global dengan mekanisme International Advance Market Commitments (IAMC).

Baca juga: Kaleidoskop 2020 : Listrik Gratis untuk Redam Dampak Pandemi

Kerja sama global direalisasikan dengan memakai implementasi aspek pembelajaran 1-6, yakni makin update tentang perkembangan virus Covid, melakukan pengembangan antivirus untuk bakal vaksin dengan konsorsium tenaga ahli farmasi antarnegara, serta melakukan kajian prosedur uji klinis sesuai standar Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Implementasi aspek nomor 7-12 adalah menggunakan prinsip resiliensi membangun harmonisasi berbagai pihak yang terlibat dalam proyek pengembangan vaksin Covid-19, melakukan kerja cerdas memanfaatkan potensi keunggulan unik para pihak misalnya pemahaman uji klinis safety, expanded, dan efficacy trial serta mampu melakukan upaya percepatan fase penggabungan hingga persetujuan.

Namun, untuk mencapai tahap persetujuan beberapa jenis vaksin perlu waktu panjang.

Buah kerja sama berupa vaksin menuntut manifestasi sikap survive dan sustain dari tenaga ahli dan perusahaan farmasi.

Realisasi kerja sama ini diharapkan akan mengarahkan kepada akhir pandemi melalui implementasi vaksin yang tepat.

Peningkatan kasus positif Covid-19 belakangan ini memang sungguh memberatkan karena terjadi di akhir tahun.

Manakala tahun 2019 dan sebelumnya kita semua masih dapat bepergian dan berjumpa bersama kerabat keluarga tercinta, akhir tahun ini kita semua harus membatasi diri.

Inilah fakta yang harus dijalani, seperti halnya perusahaan dan organisasi melakukan aktivitas non-normal dan saling terus berkolaborasi demi menjaga keberlanjutan dan daya tahan merujuk pada lesson learnt di atas.

Akhirnya survability dan sustainability organisasi bisnis dapat menjadi "vaksin ampuh" dalam menjalani tahun 2021 yang penuh ketidakpastian.

Semua komponen organisasi bisnis perlu semangat kolaboratif dan adaptif dalam menjalankan setiap tugasnya.

Jika mulai banyak kolaborasi dan perlaku adaptif yang dapat terealisasi, harapan pemulihan ekonomi seharusnya akan terjadi.

Optismisme ini cukup beralasan dengan melihat kajian Chatib Basri dalam judul "Ekonomi DKI Pulih jika Wabah Tertangani" (Kompas, 19 Desember 2020 hal. 12), yakni salah satunya efektivitas vaksinasi.

Ignatius Roni Setyawan
Dosen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara, Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com