Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Buka Opsi Vaksin Mandiri, Pengusaha: Hanya untuk Perusahaan yang Mau

Kompas.com - 15/01/2021, 13:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS. com - Pengusaha menyambut langkah pemerintah untuk membuka opsi vaksinasi Covid-19 secara mandiri atau berbayar bagi perusahaan terhadap karyawannya.

Meski demikian, pengusaha menekankan, itu bukan berarti menghilangkan tanggung jawab pemerintah menyediakan vaksin gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan mengalihkan ke swasta.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, pihaknya menyambut baik swasta diberi kesempatan berpartisipasi dalam penyediaan vaksin. Sebab vaksin mandiri diperlukan untuk mendukung percepatan vaksinasi di Indonesia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Mulai Terdistribusi, Kadin Optimistis Usaha Perikanan Terus Menggeliat

"Itu memang diperlukan, tapi yang harus diingat betul-betul, bahwa itu tidak melepaskan tanggung jawab negara terhadap vaksinasi seluruh rakyat Indonesia, karena enggak semua perusahaan punya kemampuan bayarin karyawannya," ungkap Hariyadi kepada Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Hariyadi menjelaskan, bisa saja perusahaan mengajukan diri melakukan vaksinasi mandiri terhadap karyawannya kepada pemerintah.

Mengingat tentu ada pihak yang ingin segera melakukan vaksinasi agar kegiatan perusahaan bisa cepat pulih.

Perusahaan itulah yang seharusnya kemudian diberi akses vaksin mandiri oleh pemerintah.

Tetapi pemerintah harus tetap bertanggung jawab pada vaksinasi karyawan di perusahaan yang memilih mendapatkan vaksin gratis.

Baca juga: Erick Thohir Mengaku Sudah Disuntik Vaksin Covid-19

"Jadi pemerintah tetap wajib lakukan vaksinasi ke seluruh masyarakat. Baik kaya atau miskin, pengusaha atau bukan, perusahaannya mampu atau enggak mampu, vaksin gratis itu hak mereka," kata dia.

Hariyadi menilai, vaksinasi mandiri oleh perusahaan adalah hal yang mungkin dilakukan.

Perusahaan perlu berkoordinasi dengan pemerintah sehingga tidak ada tumpang tindih vaksin pada karyawan yang telah divaksinasi.

"Jadi tinggal lapor ingin membeli vaksin sendiri, punya akses untuk beli, nanti tinggal koordinasi, berarti perusahaan ini dihapus dari list pemerintah untuk dapat vaksin gratis, sesimpel itu," ungkapnya.

Hariyadi menekankan, vaksin mandiri haruslah merupakan opsi bagi perusahaan yang menginginkan, bukan menjadi upaya pemerintah mengalihkan tanggung jawab vaksinasi kepada pihak swasta.

Baca juga: Menkes Buka Opsi Vaksin Covid-19 Mandiri, Diberikan bagi Perusahaan untuk Karyawan

Sebab, tak semua perusahaan punya kemampuan finansial yang memadai.

"Opsi dibuka akses memang bagus, tapi jangan jadi pihak swasta dibebani, yasudah pemerintah segini saja, selebihnya pihak swasta, kan jadi bergeser, enggak semua perusahaan mampu," pungkas Hariyadi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah membuka opsi vaksinasi Covid-19 secara mandiri oleh perusahaan kepada karyawannya.

Perusahaan akan diizinkan membeli vaksin sendiri dengan produsen vaksin Covid-19.

Syaratnya, vaksin tersebut harus sesuai dengan yang diiizinkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: 3 Pertimbangan Pemerintah Pilih Sinovac untuk Vaksin Covid-19

Data penerima vaksin juga harus dilaporkan kepada pemerintah sehingga tidak ada tumpang tindih vaksinasi.

"Bolehnya untuk korporasi. Jadi korporasi mau beli (vaksin Covid-19), dengan syarat semua karyawannya mesti dikasih," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (14/1/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com