Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasaran dengan Biaya Pasang Panel Surya di Rumah Anda? Coba Gunakan Situs Web Ini

Kompas.com - 02/02/2021, 17:30 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap atau panel surya semakin diminati oleh masyarakat.

Selain dapat menekan produksi emisi karbon dioksida, penghematan tagihan listrik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna panel surya dengan sistem on-grid atau tersambung dengan listrik PT PLN (Persero).

Meskipun rata-rata biaya pemasangan panel surya saat ini masih terbilang mahal, pengguna dapat balik modal dalam kurun waktu beberapa tahun, dari penghematan tagihan listrik yang diterima.

Bahkan, salah seorang pengguna mengaku kepada Kompas.com dapat balik modal dari pemasangan panel surya hanya dalam waktu 7 tahun.

Baca juga: Seberapa Penting UMKM Harus Mengurus Lisensi dan Mendaftarkan Mereknya?

Lantas, apakah Anda tertarik untuk menggunakan panel surya?

Jika tertarik untuk menggunakan panel surya di rumah atau mungkin tempat usaha, Anda bisa terlebih dahulu memperkirakan biaya pemasangan dan penghematan yang diterima dari penggunaan PLTS itu.

Saat ini, Kementerian ESDM pun telah memiliki situs web yang dapat diakses secara gratis oleh masyarakat untuk melakukan perhitungan-perhitungan tersebut di laman https://esmart-plts.jatech.co.id/home.html.

"Untuk membantu masyarakat menghitung potensi PLTS atap yang dapat dibangun dan penghematan yang diperoleh, Balitbang ESDM telah membangun aplikasi E-Smart pada tahun 2020," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, kepada Kompas.com, Selasa (2/2/2021).

Setelah mengeklik laman tersebut, akan muncul peta yang ditampilkan dari hasil satelit. Anda kemudian perlu mencari lokasi titik yang ingin dipasang panel surya.

Baca juga: Kemenkeu Ramal Produksi Rokok Turun, Banyak Orang Tak Sanggup Beli

Lalu, Anda membuat gambaran kasar penempatan panel surya, dengan cara membuat garis yang membentuk sebuah ruang untuk mengetahui luas area yang tersedia.

Kemudian gambar kasar selesai, Anda perlu menjawab beberapa pertanyaan, mulai dari tipe bangunan, daya listrik terapasang, tagihan listrik per bulan, hingga tingkat kemiringan atap.

Situs web pun akan langsung menghitung potensi panel surya yang dapat dipasang, penghematan tagihan listrik, sampai dengan pengurangan emisi karbon yang dapat dihasilkan.

Tim Kompas.com pun mencoba menggunakan situs web tersebut, dengan data yang dimasukkan, yaitu luas potensi pemasangan panel 42,6 meter persegi, jenis rumah tangga, daya listrik 2.200 VA, tagihan listrik per bulan Rp 900.000, dengan jenis genteng keramik, dan tingkat kemiringan 30 derajat.

Hasilnya dengan spesifikasi tersebut, potensi panel surya yang dapat dipasang sebesar 2,8 kWp, tetapi dengan daya listrik 2.200 VA, kapasitas sistem panel surya yang dapat terpasang hanya mencapai 2,04 kWp.

Baca juga: Kabar Baik, Pemerintah Perpanjang Insentif Pembebasan Pajak Karyawan

Dengan biaya pemasangan sekitar Rp 33,7 juta, panel surya dapat memproduksi 3.145 kWh per tahun atau setara 262 kWh per bulan. Produksi ini pun menghemat tagihan listrik PLN rata-rata per bulannya sebesar Rp 371.113, atau Rp 4,47 juta per tahun.

Apabila modal yang diperlukan untuk memasang panel surya sebesar Rp 33,7 juta, maka break even point atau BEP akan diterima dalam kurun waktu 7,5 tahun dari penghematan tagihan listrik yang diterima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com