Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Kinerja Sektor Produsen Makanan dan Minuman Tahun Ini Masih Cemerlang

Kompas.com - 05/02/2021, 08:48 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memproyeksi industri makanan dan minuman (mamin) bisa tumbuh 5 hingga 7 persen pada tahun 2021.

Menurut Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Piter R Abdullah, bisnis di sektor konsumer tetap mampu tumbuh meskipun di tengah makro ekonomi tahun 2020 yang sangat menantang,

Mengacu pada rilis Badan Pusat Statistik pada 15 Januari 2021 lalu, kinerja ekspor tercatat (minus) -2.61 persen, impor -17.34 persen dan defisit APBN mencapai 6,09 Persen PDB.

Baca juga: Ini Cara Mengurus Sertifikat SPP-IRT untuk Industri Makanan-Minuman Rumahan

Ia mengatakan, saat pandemi Covid-19 semua perusahaan menghadapi tantangan luar biasa.

Namun, mereka yang mampu bertahan, tetap tumbuh, boleh jadi telah menerapkan strategi yang tepat.

"Dalam jangka panjang industri makanan minuman masih akan terus tumbuh karena menyangkut kebutuhan utama masyarakat. Tahun ini saya perkirakan industri mamin akan sedikit lebih baik dibandingkan tahun lalu seiring harapan pandemi akan mulai mereda," ujar Piter dalam siaran pers, Kamis (4/2/2021)

Piter menjelaskan, di tengah pandemi saat ini tidak banyak pilihan strategi yang dimiliki oleh perusahaan, termasuk perusahaan di bidang FMCG.

Tekanan yang dialami dunia usaha terutama dikarenakan turunnya demand yang terjadi karena adanya pandemi.

Baca juga: Industri Makanan-Minuman Rumahan Harus Punya Sertifikat SPP-IRT, Apa Itu?

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menambahkan, agar kinerja perusahaan konsumer bisa tetap terjaga, fokus efesiensi biaya perlu dilakukan.

Selain itu, memanfaatkan media daring dalam melakukan penjualan dan diversifikasi produk dapat dilakukan jika memungkinkan, sehingga tetap diminati konsumen.

"Kinerja sektor FMCG dalam jangka panjang tetap positif karena selain target pasarnya besar, kontribusi tingkat konsumsi masyarakat terhadap ekonomi juga tinggi. Dan saat ini seharusnya menjadi kesempatan untuk masuk. Karena ketika pendemi selesai, tingkat konsumsi mulai normal di situ kita tinggal merasakan kenaikan dari kinerja perusahaan," ucap Sukarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com