Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: IPO Anak Usaha Pertamina di Bidang Energi Terbarukan Prospektif

Kompas.com - 17/02/2021, 16:04 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) berencana untuk merealisasikan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada anak atau cucu usahanya. Rencananya, IPO akan digelar pada Semester II tahun ini.

Pilihan unit usaha yang akan IPO dikabarkan mengerucut pada tiga entitas bisnis di bawah holding perusahaan minyak dan gas bumi (migas) BUMN tersebut. Ketiganya adalah PT Pertamina Power Indonesia (PPI), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT Pertamina Internasional Shipping (PIS).

Menanggapi kabar tersebut, pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan IPO menjadi salah satu cara yang mendapatkan pendanaan eksternal. Langkah ini juga dilakukan oleh sejumlah perusahaan migas global atau National Oil Company (NOC) lainnya.

Baca juga: Bangkitnya Produk Kecantikan Buatan Lokal di Pasar Indonesia

"Misalnya Petronas go public anak usaha seperti Petronas Chemical atau Petronas Carigali. Langkah serupa juga dilakukan Exxon," ujar Toto kepada Kontan.co.id, Rabu (17/2/2021).

Dia melihat bahwa rencana IPO kelompok usaha Pertamina yang berbasis energi terbarukan (PPI dan PGE) memiliki prospek yang baik. Terutama di tengah komitmen global dan upaya pemerintah dalam mencapai transisi ke energi bersih (green energy).

Pemerintah pun sedang mengejar target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) 23 persen pada tahun 2025. Sokongan investasi dan upaya ekstra diperlukan lantaran saat ini realisasinya masih jauh dari target, yakni baru sekitar 11 persen.

"Investasi di renewable energy ini membutuhkan alokasi capex yang luar biasa besar. Sehingga langkah Pertamina ini saya anggap sudah tepat," jelas Toto.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa. Menurutnya, ekspansi bisnis PPI di sektor pembangkit energi terbarukan (ET) non-panas bumi dan ekspansi PGE di pengembangan panas bumi membutuhkan investasi yang besar.

Pembentukan anak usaha di sektor energi terbarukan, sambung Fabby, merupakan bagian dari strategi Pertamina menghadapi fenomena transisi energi global. Oleh sebab itu, Pertamina harus melakukan diversifikasi bisnis dengan memperkuat bisnis non-migas khususnya pembangkitan listrik berbasis ET.

Baca juga: Harga Timah Masih Berpotensi Melonjak, Ekonom: Perlu Dimanfaatkan

Dengan kondisi finansial Pertamina saat ini, IPO menjadi salah satu cara untuk memperkuat modal dan pendanaan bisnis tersebut. "Lewat IPO itu pendanan tersebut bisa didapatkan. Jadi dalam konteks itu saya menilai IPO ini ideal karena mereka memang butuh modal tambahan untuk ekspansi bisnis. ," kata Fabby.

Prospek pasar akan menjadi lebih besar seandainya wacana pembentukan holding BUMN panas bumi jadi direalisasikan. Seperti diketahui, sebelumnya beredar wacana pembentukan holding BUMN panas bumi, yang mana PGE akan menjadi induk usahanya.

Menurut Toto Pranoto, holding panas bumi BUMN bisa memberikan value creation dan efisiensi operasional (cost reduction program) yang lebih besar. Termasuk potensi membesarkan sales ke PT PLN (Persero) dengan jaringan yang lebih terintegrasi.

"Apabila (PGE) sudah Tbk (terdaftar di bursa saham) lebih dulu, langkah penggabungan tetap bisa dilakukan dengan melihat cases BRIS (Bank Syariah) saat melakukan merger," sebut Toto.

Tak hanya untuk PPI dan PGE, rencana IPO anak usaha Pertamina di bisnis shipping company, yakni PIS, dinilai menarik. Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai ketiga anak usaha Pertamina itu memiliki prospek yang positif untuk diminati pasar.

"Ketiga bergerak pada segmen usaha yang cukup porspektif. Nama dan reputasi Pertamina saya kira akan menjadi nilai jual tersendiri di pasar saham," ujar Komaidi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com