JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) diproyeksi kembali menurunkan suku bunga acuan BI-7DRRR pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis (18/2/2021).
VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan, penurunan suku bunga itu sebesar 25 bps ke level 3,50 persen. Penurunan bakal mempertimbangkan perkiraan inflasi yang rendah dalam jangka pendek.
"Terindikasi dari inflasi, terutama inflasi inti pada awal tahun ini yang terendah sejak 2003," kata Josua dalam laporannya, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Terus Merangkak Naik, Harga Bitcoin Mulai Sentuh Angka Rp 734 Juta
Selain inflasi, ruang penurunan suku bunga menjadi terbuka karena mempertimbangkan kondisi keseimbangan eksternal yang tetap terjaga.
Josua menyebut, hal itu terindikasi dari penurunan defisit transaksi berjalan sepanjang tahun 2020 yang diperkirakan sekitar -0,42 persen terhadap PDB. Kondisi rendahnya defisit transaksi berjalan pun diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal I 2021.
"Faktor inflasi yang rendah serta keseimbangan eksternal yang tetap terjaga ini mengindikasi bahwa kinerja perekonomian belum pulih secara signifikan," tutur Josua.
Belum pulihnya ekonomi terindikasi dari pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2020 yang masih mencatatkan pertumbuhan negatif.
Baca juga: Bisnis Wine Australia Hancur akibat Ketegangan Diplomatik dengan China
Sepanjang 2020, ekonomi Indonesia tumbuh negatif -2,07 persen setelah terjadi kontraksi ekonomi dalam tiga kuartal berturut-turut, yakni di kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV.
"Penurunan suku bunga acuan BI tersebut merupakan langkah lanjutan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional," pungkas Josua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.