Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Pemerintah Ingin Proyek Terus Dibangun, tapi Tidak dengan Utang

Kompas.com - 25/02/2021, 12:30 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah akan terus melakukan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

Namun, kata pria yang juga menjabat sebagai Dewan Pengawas LPI ini, kali ini pemerintah ingin menjalankan proyek strategis nasional tanpa mengandalkan dari utang.

Atas dasar itu, lanjut Erick, Presiden Joko Widodo membentuk Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

Baca juga: Erick Thohir: Vaksinasi Mandiri Butuh 7,5 Juta Dosis Vaksin Covid-19

“Kita ingin mensinambungkam proyek-proyek nasional terus dibangun, terlepas kondisi Covid saat ini, tapi tidak dengan utang, malah di support melalui modal. Nah ini kita berharap pengembangan infrastruktur di Indonesia tetap berjalan dengan bantuan modal,” ujar Erick dalam acara CNBC Economy Outlook 2021, Kamis (25/2/2021).

Mantan bos Inter Milan itu menambahkan, nantinya dalam pembangunan proyek strategis nasional INA akan bekerja sama dengan investor asing.

Investor-investor yang bersedia menanamkan modalnya di Indonesia, kata Erick, percaya bahwa pertumbuhan ekonomi di Tanah Air ini akan terus meningkat.

“INA sendiri berpartner dengan banyak negara yang percaya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Prioritas project yang ada di INA ada tiga, infrastruktur, tol, airport dan pelabuhan. Ini bagian bagaimana optimalisasi market dan kesinambungan aset di BUMN,” kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis total utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) per Desember 2020 yakni sebesar Rp 6.074,56 triliun.

Baca juga: Khawatir Saldo Raib karena Card Skimming? Jangan Asal Gesek Kartu ATM!

Dengan demikian, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 38,68 persen. Utang tersebut berasal dari utang domestik ditambah utang luar negeri.

Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan, Indonesia mempunyai kemampuan dalam membayar utang karena rasio pendapatan pajak terhadap utang lebih baik dibandingkan negara lain.

“Kita relatif lebih baik dan rasio penerimaan negara atau penerimaan pajak terhadap utang kita cukup bagus dibandingkan banyak negara,” kata Yustinus dalam webinar Kantor Staf Presiden dilansir dari Antara, Rabu (24/2/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com