Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Langkah Telkom Kembangkan Ekonomi Syariah dan Digital di Indonesia

Kompas.com - 13/03/2021, 16:08 WIB
Yussy Maulia Prasetyani,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) sebagai penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi di Indonesia mendukung target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah pada 2024. Dukungan tersebut diwujudkan melalui penyediaan infrastruktur dan ekosistem digital.

Dalam beberapa puluh tahun terakhir, ekonomi dan keuangan syariah mengalami perkembangan pesat. Selain itu, besarnya kontribusi digital terhadap produk domestik bruto (PDB), membuat digitalisasi dinilai menjadi salah satu enabler dalam mempercepat pertumbuhan berbagai sektor, termasuk keuangan syariah.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam acara Peresmian Center for Sharia Finance & Digital Economy (Shafiec) Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta dan Forum Keuangan Nasional Syariah, Jumat (12/3/2021).

Telkom secara konsisten dan berkelanjutan turut berkontribusi dengan berfokus pada pengembangan tiga pilar bisnis digital untuk mendorong transformasi digital nasional pada berbagai sektor usaha di Indonesia,” ujar Ririek dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/3/2021).

Baca juga: Perkuat Sektor Wisata, Telkom Optimalisasi Infrastruktur Digital

Ririek menambahkan, salah satu langkah yang diwujudkan oleh Telkom adalah penyediaan sistem pembayaran online berbasis syariah melalui Layanan Syariah LinkAja.

Melalui layanan tersebut, masyarakat dapat melakukan pembayaran secara mudah untuk berbagai kebutuhan, seperti bayar tagihan, membeli token listrik, layanan transportasi, transaksi belanja di pasar dan supermarket, hingga bayar zakat dan penunaian kurban.

Layanan Syariah LinkAja pun telah mendapatkan izin sertifikasi Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia.

“Telkom meyakini dengan adanya digitalisasi dapat mendukung sektor usaha dan dapat menjadi enabler untuk mendukung lima prioritas visi Indonesia Maju,” jelas Ririek.

Baca juga: Bersama PT KITB, Telkom Bangun Smart Industrial Estate Grand Batang City

Ririek juga menegaskan, pemanfaatan teknologi digital pada ekonomi syariah akan dapat membuat proses bisnis lebih efektif dan efisien, memperluas potensi pasar dan kolaborasi, serta memperkuat reputasi sebagai lembaga keuangan syariah yang kredibel, modern, dan canggih.

Dukung pengembangan ekonomi digital

Selain memberikan kemudahan melalui sistem pembayaran online berbasis syariah, Telkom bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya berinisiatif meningkatkan ekonomi digital melalui Rumah BUMN.

Melalui program tersebut, saat ini sudah lebih dari 50.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia yang menggunakan platform digital berupa media sosial untuk memasarkan produknya.

Selain itu, pada Agustus 2020, Menteri BUMN meluncurkan Pasar Digital UMKM (PaDi UMKM), di mana Telkom bersama 8 BUMN lainnya menjalankan inisiatif Kementerian BUMN dalam memberikan akses kepada UMKM untuk mendapatkan pasar transaksi di BUMN.

Baca juga: Pertahankan Kualitas Layanan, Telkom Siagakan Petugas dan Genset Tambahan

Untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia, Telkom turut menjalankan program Indigo. Program inkubasi startup ini menyediakan pendanaan awal kepada perusahaan rintisan dan akses kolaborasi sinergi dengan seluruh anak perusahaan TelkomGroup dan BUMN lainnya.

Menurut Ririek, pihaknya berharap program Indigo ini dapat mendorong pengembangan inovasi Indonesia khususnya pada ranah perusahaan start-up.

Sementara, untuk pengembangkan digital talent, saat ini Telkom sedang membangun Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI) sebagai media integrasi riset, inovasi, dan pengembangan talenta digital yang lebih optimal.

“Pemanfaatan teknologi digital sangat penting untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Telkom Indonesia akan terus berinovasi dan mendorong transformasi digital di berbagai sektor #UntukIndonesiaLebihBaik,” sambung Ririek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com