Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Jenis Investasi yang Populer di Indonesia, dari Deposito hingga Saham

Kompas.com - 17/03/2021, 10:29 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

2. Properti

Saat ini kebutuhan akan properti terus meningkat seiring dengan kenaikan jumlah populasi dan tingkat kesejahteraan yang semakin baik. Dengan demikian menempatkan investasi pada segmen properti cukup menarik.

Namun, selain properti harganya tidak murah, aset dalam bentuk properti juga tidak likuid karena harga yang mahal tentunya tidak semua orang mampu membeli properti. Sementara jika investor membutuhkan dana sewaktu-waktu, menggadaikan properti tentunya tidak memaksimalkan keuntungan.

“Properti juga butuh biaya tahunan, meskipun pertumbuhan keuntungan properti menggiurkan, namun ini bukanlah asset yang bisa dijual dalam kurun waktu pendek (5 tahun misalnya),” kata dia.

3. Emas

Emas bisa menjadi sarana investasi yang cukup menarik saat ini. Selain tren emas digital yang memudahkan investasi dari nominal terkecil, emas juga tergolong aset yang likuid karena bisa di beli dan dijual kapan pun.

Meskipun dianggap sebagai aset safe heaven, emas nyatanya memiliki fluktuasi harga. Fluktuasi harga emas terjadi karena jumlah produksi yang terbatas, sementara permintaannya terus meningkat.

Saat ini, orang cenderung menjadikan emas sebagai salah satu instrumen diversifikasi investasi. Emas juga sesuai untuk disimpan dalam jangka panjang, dan minim tergerus inflasi.

Baca juga: Cerita Nasabah BTN Tak Dapat Subsidi KPR, padahal Selalu Lancar Bayar Cicilan

4. Reksadana

Reksadana merupakan salah satu produk yang underlying asetnya bisa berupa saham, obligasi, atau deposito. Dana nasabah yang dihimpun oleh manajer investasi berpengalaman dan nantinya akan dimasukkan dalam instrumen investasi sesuai dengan jenis reksadana yang dipilih.

Berinvestasi di reksadana juga mudah karena investor tidak perlu terjun langsung memantau investasinya. Investasi sudah dipercayakan kepada fund manager. Di sisi lain, nominal dana yang diperlukan tidak besar, sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja.

“Reksadana bisa menjadi jembatan bagi yang ingin menikmati investasi di pasar modal (misalnya) dan tidak tahu bagaimana cara melakukan research dan analisa. Ini adalah instrument invstasi yang menggabungkan funding dan menghimpun dana dari banyak investor dan dana ini akan dialokasikan ke berbagai instrumen,” kata Dimas.

Dia bilang, nantinya nasabah akan memperoleh imbal hasil atau benefit dari dana gotong royong tersebut. Di sisi lain investasi reksadana cukup likuid, aman, diawasi OJK dan bebas pajak.

Baca juga: Simak Tips Investasi Saham di Awal Tahun 2021

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com