Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dorong Pelaku Usaha Manfaatkan Perjanjian Dagang Tingkatkan Ekspor

Kompas.com - 23/03/2021, 14:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyatakan, hingga saat ini pemerintah telah menyelesaikan 22 perjanjian perdagangan internasional di berbagai kawasan dunia.

Perjanjian itu diharapkan bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor.

Salah satunya adalah perjanjian dagang Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca juga: Dorong Pemulihan Ekonomi, Mendag Optimalkan Perjanjian Dagang Internasional

Pada perjanjian yang berlaku sejak Juli 2020 itu, terdapat 6.974 pos tarif produk Indonesia yang dikenakan 0 persen.

"Artinya ketika kita mau ekspor kesana, tarif (bea masuk di Australia) itu nol. Ini semakin memberikan dorongan dan motivasi kepada eksportir kita," ujar Jerry dalam webinar Forum Strategi Pengembangan Ekspor Nasional dan Sosialisasi IA-CEPA, Selasa (23/3/2021).

Jerry mengatakan, fasilitas yang didapat Indonesia dari perjanjian dagang merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta DPR.

Namun, keuntungan dari perjanjian itu akan optimal jika dimanfaatkan oleh para pelaku usaha.

Setelah perjanjian perdagangan berlaku, kata Jerry, hal yang terpenting adalah bagaimana untuk Indonesia bisa mengkapitalisasi, meningkatkan utilisasi, dan memonetisasi hasil dari produk-produk lokal yang akan di ekspor ke luar negeri, khususnya Australia.

Baca juga: Inggris Bakal Gabung dengan 11 Negara Asia Pasifik di Perjanjian Dagang CPTPP

"Benefitnya banyak dan ini yang paling banyak memetik manfaatnya adalah para pelaku usaha," imbuh dia.

Selain di sektor perdagangan, manfaat yang juga bisa didapat dari IA-CEPA adalah kuota visa para pelajar yang kini menjadi lebih besar.

Hal itu bisa membuat semakin banyak pelajar dari Indonesia untuk menempuh pendidikan di Australia.

"Pada intinya sesuai arahan Presiden, bagaimana mempercepat penyelesaian dan mengimplementasikan perjanjian dagang dalam rangka meningkatkan ekspor," kata dia.

Jerry menambahkan, tak hanya IA-CEPA, tahun lalu pemerintah juga sudah merampungkan perjanjian dagang Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang disahkan pada 15 November 2020.

Baca juga: Jalin Perjanjian Dagang dengan Mozambik, Ini 2 Keuntungannya Menurut Wamendag

Perjanjian ini melibatkan 10 negara ASEAN dan 5 negara non-ASEAN.

RCEP pun menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia di luar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dengan mencakup 29,6 persen penduduk dunia, 30,2 persen ekonomi global, 27,4 persen perdagangan global, dan 29,8 persen arus investasi global.

"Ini blok terbesar kedua setelah WTO. Bayangkan ada lima negara di luar ASEAN yang tertarik berpartisipasi. Itu artinya Indonesia merupakan sebuah negara yang potensial dan pasarnya besar," ungkap Jerry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com