Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Melorot 20 Dollar AS, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 30/03/2021, 07:38 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Emas turun lebih dari satu persen ke level terendah lebih dari dua minggu pada akhir perdagangan Senin (29/3/2021) waktu setempat (Selasa pagi WIB).

Melemahnya logam mulia ini dipengaruhi oleh penguatan dollar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS merusak daya tarik aset safe-haven logam kuning yang juga tertekan spekulasi pemulihan ekonomi yang cepat di Amerika Serikat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, melorot 20,10 dollar AS atau 1,16 persen ditutup pada 1.712,20 dollar AS per ounce, setelah sempat jatuh ke level 1.705,75 dolar AS, merupakan penurunan emas COMEX satu hari terbesar sejak 18 Maret.

"Bullish pasar emas membutuhkan dukungan fundamental," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Dia menyebutkan, penguatan dollar AS dan peningkatan imbal hasil membatasi minat beli terhadap emas.

Baca juga: Tips Menyiapkan Dana Darurat dengan Menabung Emas

Indeks dollar AS mendekati level kunci 93, meningkatkan tekanan baru pada emas. Indeks dollar yang menguat terhadap mata uang utama saingannya, memperlemah daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

"Pemulihan cepat ekonomi AS, dengan jumlah vaksin yang meningkat dan pengumuman Presiden AS Joe Biden minggu ini, adalah negatif jangka pendek untuk harga emas," tambah Wyckoff.

Biden akan merilis rincian tentang paket belanja infrastruktur yang bisa berkisar antara 3-4 triliun dollar AS pada Rabu (31/3/2021).

Imbal hasil yang lebih tinggi juga menantang status emas sebagai lindung nilai inflasi karena mereka menerjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Imbal hasil surat utang AS 10-tahun mendekati level 1,7 persen.

"Baik imbal hasil obligasi AS10-tahun maupun dolar tidak dapat dikatakan sangat tinggi untuk hari ini, tetapi emas belum memiliki pergerakan yang cukup besar di kedua arah selama seminggu terakhir, jadi bias penurunan sekarang mungkin dibesar-besarkan," kata Philip Streible, ahli strategi logam mulia di Blueline Futures di Chicago, dikutip dari Reuters.

"Emas mungkin (jatuh) menembus di bawah dukungan 1.700 dollar AS tetapi seharusnya pulih," tambah dia.

"Kami melihat hampir tidak ada ruang untuk harga emas secara nyata lebih tinggi sampai pertengahan tahun, meskipun emas seharusnya dapat memperoleh keuntungan yang signifikan pada paruh kedua tahun ini," tulis analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

Sementara logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 34,3 sen atau 1,37 persen menjadi pada 24,771 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,40 dollar AS atau 0,2 persen ditutup pada 1.184,10 dollar AS per ounce.

Baca juga: Turun Rp 1.000, Ini Daftar Lengkap Harga Emas Antam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com